Jumat 19 May 2023 02:17 WIB

Pesan Muhadjir: Manusia Ditugaskan Tuhan Memelihara Bumi

Malaikat protes terhadap pengutusan manusia, karena dianggap hanya akan merusak bumi.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy.
Foto: Dok Republika.co.id
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semua elemen masyarakat hendaknya melakukan siap siaga dengan sungguh-sungguh dan terukur agar dapat mengurangi risiko bencana yang terjadi. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengingatkan, kesungguhan masyarakat dalam memitigasi setiap potensi bencana harus dilakukan.

Dia pun merujuk Surat Al-Baqarah ayat 30. Selepas membacakan ayat Alquran tersebut, Muhadjir menjelaskan, manusia ditugaskan oleh Allah SWT ke bumi untuk menjadi khalifah yang dapat merawat dan menjaga keutuhan planet ini.

"Kalau kita belajar di dalam Alquran Surat Al-Baqarah yang saya baca tadi, yang tidak kalah penting itu sebetulnya ulah tangan manusia yang membuat bencana itu terjadi, bahkan sekarang ini menurut saya 70 persen bencana di dunia ini adalah oleh ulah tangan manusia," ucap Muhadjir dalam acara Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Tahun 2023 di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur pada Selasa (16/5/2023).

Muhadjir menerangkan, dalam ayat Alquran tersebut terdapat dialog antara Allah dan para malaikat yang melakukan protes terhadap pengutusan manusia, karena dianggap hanya akan merusak bumi. Menurut Muhadjir, manusia perlu belajar tentang peringatan dari malaikat.

Pasalnya, kenyataannya banyak kerusakan yang disebabkan oleh manusia akibat dari pembangunan yang tidak memperhitungkan risiko alam yang matang. "Akibat ulah manusia, sering berkedok pembangunan, tetapi justru kerusakannya yang harus dibayar jangka panjang," kata Muhadjir.

Secara tegas, Muhadjir memberikan pesan kepada para pejabat dan pimpinan daerah yang memiliki wilayah risiko tinggi bencana untuk berhati-hati ketika hendak mengambil kebijakan. Dia meminta oara pejabat dan pimpinan daerah perlu melakukan kajian yang matang dan menggunakan hati nurani dalam setiap kebijakan.

"Tidak hanya berangkat dengan akal, tetapi juga nurani. Kalau sudah kita kembali kepada nurani itu artinya kita bicara tentang kemanusiaan, kalau kita sudah bicara kemanusiaan, maka kita sudah tidak boleh melihat sekat-sekat agama, partai, etnis, atau kemarin dia milih saya atau tidak," kata eks rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut.

Kepala BNPB Letjen Suharyanto menyampaikan, acara puncak kegiatan HKB dilakukan di dua provinsi secara serentak di tujuh kabupaten/kota yang berada di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pihaknya melibatkan 2.950 warga dalam acara yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement