Jumat 12 May 2023 15:08 WIB

Golkar: Tak Ada Opsi Jadikan Airlangga Hartarto Sebagai Cawapres

Partai Golkar menilai upaya membangun koalisi besar harus atas dasar kesetaraan.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Presiden Perwakilan Partai Golkar, Nusron Wahid di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (10/5/2023).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Presiden Perwakilan Partai Golkar, Nusron Wahid di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (10/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Presiden Partai Golkar, Nusron Wahid, meminta Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengedepankan prinsip kesetaraan dalam upaya membangun koalisi besar, khususnya terkait wacana peleburan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

"Koalisi besar adalah gagasan membangun Indonesia yang berlandaskan kebersamaan dan kesetaraan. Semua fakta politik dibangun atas dasar kesetaraan komunikasi," ujar Nusron lewat keterangannya, Jumat (12/5/2023).

Baca Juga

Di samping itu, ia mengonfirmasi bahwa tak ada opsi untuk menjadikan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai calon wakil presiden (cawapres) dalam pembahasan koalisi besar tersebut. Mekipun sebelumnya ia mengakui, partainya mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres).

"Kita harus punya niat dan prinsip kerja yang sama, yaitu niat untuk menang dan cara kerja untuk menang. Karena itu, sebaiknya kita lanjutkan pembicaraan dengan prinsip kesetaraan," ujar Nusron.

Partai Golkar sendiri optimistis dapat melebur KIB dan KKIR menjadi satu koalisi yang kuat. Jika Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Gerindra bergabung dalam satu koalisi, tentu akan ada kesepakatan lain terkait capres-cawapres.

"Saya yakin, pada akhirnya baik Pak Prabowo sebagai ketum Gerindra, Pak Airlangga sebagai ketum Golkar, Pak Muhaimin sebagai ketum PKB dan dua ketum koalisi KIB pada akhirnya akan mempunyai pilihan yang terbaik," ujar Ketua DPP Partai Golkar itu.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan bahwa partainya terus berupaya merealisasikan terbentuknya koalisi besar. Khususnya antara PKB, Partai Gerindra, dan Partai Golkar.

Namun, ia mengamini jika koalisi besar akan sulit terealisasi. Karena untuk menyamakan pandangan dari tiga partai politik besar tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang panjang. "Tidak mudah mencari titik temu bagi partai partai yang ketua umumnya memang memiliki potensi besar untuk masuk di presiden maupun cawapres," ujar Jazilul lewat pesan suara, Senin (8/5/2023).

Saat ini, PKB bersama Partai Gerindra sudah menjalin kerja sama politik lewat Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Keduanya juga bersepakat untuk menjalin komunikasi dengan partai politik lain guna mendulang kekuatan lebih besar.

"Jadi PKB kira-kira ya apa mendinamisasi keadaan supaya dinamika seninya itu memang presisi hasilnya. Apalagi nanti disepakati ada koalisi besar," ujar Jazilul.

"Kalau sekarang memang dengan Gerindra kerja samanya, namun kerja sama itu juga dibolehkan untuk merangkul partai-partai yang lain," kata wakil ketua MPR itu.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement