Selasa 09 May 2023 09:53 WIB

Berbagi Ilmu Pengembangan Pariwisata, Poltekpar NHI Bandung Gelar Konferensi 

Pemerintah daerah punya peran dalam menyertifikatkan SDM-nya.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Pembukaan The 4th International Conference on ASEAN Mutual Recognition Arrangement for Tourism Professional (ASEAN MRA – TP), Senin (8/5/2023).
Foto: Arie Lukihardianti/Republika
Pembukaan The 4th International Conference on ASEAN Mutual Recognition Arrangement for Tourism Professional (ASEAN MRA – TP), Senin (8/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Politeknik Pariwisata NHI Bandung menggelar kegiatan berskala internasional secara hybrid di Gedung Mandalawangi Kampus Poltekpar NHI Bandung, 8 hingga 10 Mei 2023.

Kegiatan tersebut bertajuk, 'the 4th International Conference on ASEAN Mutual Recognition Arrangement for Tourism Professional (ASEAN MRA – TP), the ASEAN Plus Three Tourism Training and Education Network (APTTTEN) Forum 2023, dan the 3rd NHI Tourism Forum 2023'. 

Menurut Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Martini Mohamad Paham, The 4th International Conference on ASEAN Mutual Recognition Arrangement for Tourism Professional (ASEAN MRA – TP) bertujuan untuk memperkuat kolaborasi implementasi ASEAN MRA-TP. Serta, menjadi platform antara negara-negara Anggota ASEAN untuk bertukar pemahaman melalui diskusi mendalam.

"Sekaligus, bisa memperluas MRA-TP ke ASEAN Plus Three (China, Japan dab Korea)," katanya.

Martini mengatakan, saat diskusi terungkap dari sektor pendidikan negara di Asean sudah banyak yang SDM-nya sertifikasi. Misalnya, di Filipina, perbulan mereka bahkan bisa menyertifikasi 28 ribu orang.

"Sementara di kita ini masih terbatas. Setahun ini kita terus bekerja sama. Saat ini, setahun yang tersertifikasi sekitar 64 ribu orang. Kami ingin agar ada pembagian tugas sesuai dengan regulasi antara Pemda dan Pemprov," katanya.

Agar, kata dia, baik Pemda dari kota/kabupaten maupun provinsi punya peran menyertifikatkan SDM-nya. Jadi, tak hanya pemerintah pusat yang bertanggung jawab untuk pendidikan pelatihan dan sertifikasi ini. 

"Sertifikasi 64.000 itu kebanyakan di sektor perhotelan," katanya.

Martini berharap, acara ini dapat memperluas tujuan ASEAN sebagai Episentrum Pertumbuhan. Khususnya dalam pengembangan profesional bidang pariwisata serta mengeksplorasi gagasan dan tindakan yang relevan di bawah payung Rencana Strategis Pariwisata ASEAN 2016-2025 yang dapat berdampak pada pengembangan profesional pariwisata.

Dalam kegiatan ini, para pembicara berbagi best practice dalam pengembangan profesional pariwisata melalui beberapa inisiatif strategis. Seperti meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pendidikan pariwisata, meningkatkan kualitas jaringan pendidikan, kerja sama kemitraan strategis melalui link & match antara industri dan lingkungan pendidikan/akademis dan memanfaatkan jaringan kolaboratif para pemimpin pariwisata (tourism leaders), pembuat kebijakan, pendidik, peneliti, konsultan, industri, praktisi, dan masyarakat. 

Sementara menurut Direktur Poltekpar NHI Bandung, Andar Danova L Goeltom, untuk sertifikasi sebagai lembaga pendidikan, pihaknya tentu berupaya membuat kurikulum yang memiliki kompetensi. Saat ini, pihaknya sedang melakukan review kurikulum untuk memasukkan semua kompentensi yang dibutuhkan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement