Selasa 09 May 2023 07:35 WIB

Kesaksian Korban Kecelakaan Bus di Guci Tegal Detik-Detik Jelang Masuk Jurang

Jumlah korban meninggal bus di Guci Tegal bertambah satu orang

Rep: Eva Rianti/ Red: Nashih Nashrullah
Satu unit bus dalam posisi terbalik usai jatuh ke dalam jurang di kawasan objek wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Ahad (7/5/2023). Bus yang berisi sekitar 50 penumpang peziarah asal Tangerang Selatan, Banten tersebut jatuh masuk jurang diduga karena rem tangan bermasalah saat sopir berada di luar bus.
Foto: ANTARA FOTO/Tois
Satu unit bus dalam posisi terbalik usai jatuh ke dalam jurang di kawasan objek wisata Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Ahad (7/5/2023). Bus yang berisi sekitar 50 penumpang peziarah asal Tangerang Selatan, Banten tersebut jatuh masuk jurang diduga karena rem tangan bermasalah saat sopir berada di luar bus.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Kahoy Amiruddin, warga Kayu Gede Dua, Serpong Utara, Tangerang Selatan (Tangsel), tak menyangka pengalaman pertama ikut kegiatan berziarah ke kawasan Guci, Tegal, menjadi hal yang mengerikan baginya. 

Dalam kecelakaan maut yang terjadi pada Ahad (7/5/2023) tersebut, Kahoy beserta sang istri mengalami sejumlah luka-luka pada tubuhnya.

Baca Juga

Kahoy bercerita, sebelum kecelakaan terjadi pada sekira pukul 09.00 WIB, dirinya masuk ke bus dan tidur di dalamnya. Lantas, tanpa diduga, dia kaget karena secara tiba-tiba mendengarkan suara gemuruh pada tubuh bus, yang serta-merta mengundang teriakan dari para penumpang yang ada di dalamnya.

“Saya tidur di dalam bus. Duduk di kursi ketiga atau keempat dari belakang. Pas tahu-tahu mobil gelongsor, ya saya ingatnya sudah gulang-guling bledag bledug, langsung ke kali (sungai) gitu kan,” ujar Kahoy kepada wartawan di Rumah Sakit Umum (RSU) Serpong Utara, Tangsel, Senin (8/5/2023).

Pada saat itu, kondisi menjadi mencekam. Bus yang bergoyang-goyang membuat orang-orang yang ada di dalamnya berteriak keras. Tak ayal, orang-orang di luar bus yang menyaksikan pergerakan aneh bus tersebut pun turut berteriak kencang.

“Teriak (penumpang di dalam bus). Yang di luar juga teriak, sudah ngejar-ngejar gitu. Saya sadar (waktu bus gulang guling). Kok begini? Bledag bledug dua atau tiga kali. Waduh, mengerikan benar itu rasanya,” kata Kahoy.

Begitu bus mengarah ke kali dan terguling ke dalam jurang, para penumpang tumpah ruah. Kahoy berjuang menyelamatkan diri dengan tertatih-tatih.

“Saya keluar, sempat juga tarik-tarik orang yang di air (kali). Takut orang tenggelam, kan saya minta tolong gitu. Ditolong sih sama orang pada di atas, banyak,” ujar dia.

Nyawa Kahoy pun terselamatkan bersama dengan puluhan orang lainnya. Namun, dia mengalami sejumlah luka, di antaranya di bagian jidat dan punggung. Sementara itu, sang istri diduga mengalami patah kaki.

“Saya ikat nih yang di punggung samping, bekas benturan. Terus jidatnya dapat lima jahitan kayaknya. Istri saya kondisinya di kaki digips. Patah atau enggak tahu dah, retak mungkin,” ujar dia.

Kahoy mengaku setelah mendapat perawatan medis, luka-luka pada bagian tubuhnya terasa lebih membaik. “Kondisi saya sudah membaik,” kata dia.

Penyebab bus terjun bebas

Menurut penuturan Kahoy, bus yang ditumpangi olehnya dan rombongan dinilai dalam kondisi baik. Namun, peristiwa nahas tersebut diduga terjadi karena kelalaian sopir yang meninggalkan bus dalam kondisi mesin hidup, sementara ganjalan ban tidak kuat.

Baca juga: Shaf Sholat Campur Pria Wanita di Al Zaytun, Ustadz Adi Hidayat Jelaskan Hukumnya

“Kondisi mobil mah sehat. Cuma memang kelalaian sopir kayaknya mah itu. Mobil mungkin enggak diganjal lagi apa gimana ya. Pas orang banyak enggak ketahan rem tangan itu. Ya gelongsor dah, pas sopir enggak ada di situ lagi,” kata dia.

Sepengetahuan Kahoy, sang sopir pada saat itu sedang berada di warung dan tengah ngopi. Adapun, berdasarkan penglihatannya, kondisi tempat parkir bus juga dinilai membuat hatinya merasa tidak nyaman. “Memang kepikiran, naikannya (tanjakan) tajam tikungannya. Pikirannya enggak enak aja,” ujarnya.      

Kahoy mengungkapkan rasa kesedihannya atas musibah yang hingga Senin (7/5/2023) telah memakan dua korban jiwa tersebut. Insiden itu mungkin saja tak akan terlupakan di dalam hidupnya, terlebih merupakan pengalaman pertama ikut berziarah. “Saya baru kali ini (ikut ziarah),” katanya dengan suara agak parau.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement