REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga agar mewaspadai potensi banjir pesisir (rob) berpeluang melanda wilayah pesisir di Nusa Tenggara Timur (NTT) selama beberapa hari ke depan.
"Fenomena rob berpotensi terjadi akibat adanya fenomena fase bulan purnama yang menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang lebih signifikan dari pada biasanya," kata Pelaksana Tugas Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi di Kupang, Senin (8/5/2023).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peringatan dini rob di wilayah NTT yang berlaku 9-10 Mei.
Agung menyebutkan fenomena rob berpeluang melanda sejumlah wilayah pesisir yaitu pesisir selatan Pulau Flores, pesisir Pulau Sabu, Pulau Raijua, Pulau Sumba, Pulau Timor, dan Pulau Rote.
Potensi rob, kata dia, diketahui berdasarkan pantauan data prediksi pasang surut, tinggi gelombang, kecepatan angin, dan curah hujan, sehingga dapat mempengaruhi dinamika pesisir di wilayah NTT. Ia mengimbau warga yang tinggal di pesisir pulau-pulau tersebut agar meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman rob yang dapat mengakibatkan pemukiman warga tergenang air laut.
Selain itu, ia juga mengingatkan terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam, dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan. Agung menyarankan warga untuk mengamankan barang-barang berharga dan selalu siap mengevakuasi diri secara mandiri ke tempat yang lebih aman ketika terjadi rob.
"Upaya antisipasi perlu dipersiapkan secara baik agar ancaman rob tidak menimbulkan kerugian yang signifikan, terutama keselamatan diri warga," katanya.