Senin 08 May 2023 19:18 WIB

Berangkatkan 300 PMI ke Korsel, Kepala BP2MI: Mereka Pahlawan Devisa, Harus Dilindungi

Benny meminta PMI merekam dan memviralkan tindakan penipuan pemberangkatan PMI.

Kepala BP2MI Benny Rhamdani menyampaikan pesan-pesan kepada pekerja migran Indonesia (PMI) yang akan diberangkatkan ke Korea Selatan, di Jakarta, Senin (8/5/2023).
Foto: dok bp2mi
Kepala BP2MI Benny Rhamdani menyampaikan pesan-pesan kepada pekerja migran Indonesia (PMI) yang akan diberangkatkan ke Korea Selatan, di Jakarta, Senin (8/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Pelindung Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali memberangkatkan 300 Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Korea Selatan (Korsel), Senin (8/5/2023). Keberangkatan 300 PMI ini merupakan program G to G Indonesia dengan Korsel.

Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengajak semua pihak menghormati dan melindungi PMI dari ujung rambut sampai ujung kaki. Menurut Benny, PMI adalah pahlawan devisa bagi negara.

Baca Juga

"Hari ini kita berangkatkan 300 anak bangsa ke Korea Selatan, mereka ini adalah pahlawan-pahlawan yang menyumbangkan devisa ratusan triliun kepada negara, sudah sepatutnya kita menjaga dan melindungi mereka," kata Benny dalam keterangan, Senin (8/5/2023).

Benny mengaku geram dengan pihak yang memanfaatkan PMI dengan cara culas. Misalnya, adanya oknum yang meminta biaya administrasi pemberangkatan kepada PMI. Menurut Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Hati Nurani (Hanura) itu, biaya pemberangkatan PMI semuanya ditanggung negara alias gratis sampai tiba di negara penempatan bekerja.

"Sudah berapa ratus kali saya sampaikan bahwa biaya pemberangkatan PMI itu gratis dan sudah ditanggung oleh negara, tetapi masih ada oknum-oknum yang nakal memainkan PMI dengan alasan biaya uang terima kasih," tegasnya.

"Kemudian jika PMI ingin pulang ke Indonesia dan tiba di bandara Soekarno-Hatta yang memiliki otoritas di sana, kemudian mereka digiring kepada loket penukaran dolar. PMI harus menukar kan dolar di loket itu. Tapi satu dolar Rp 13 ribu tapi hanya diberikan Rp 10 ribu, tiga ribu ini dikumpulkan menjadi rampokan bersama oleh oknum jahiliah," kata Benny menambahkan.

Selain itu, kata Benny, masih banyak perlakuan yang tidak menyenangkan terhadap PMI. Seperti tiket bus yang akan ditumpangi PMI ketika ingin pulang ke kampung halaman dengan harga yang sangat mahal.

"Mereka harus naik kendaraan itu, tidak punya hak memilih dengan biaya dan ongkos yang sangat tinggi, kalau mereka melawan mereka diturunkan, ini kan tindakan yang kejam," ujar Benny.

Kepala BP2MI menyarankan PMI untuk merekam dan memviralkan kasus-kasus seperti itu sebagai bentuk perlawanan kepada oknum-oknum negara. "Jika mendapat perlakuan, pemerasan dan penipuan dari oknum penjahat negara ini, saya minta semua PMI memvideokan oknum itu dan disebar ke sosmed agar tindakan mereka viral," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement