Sabtu 06 May 2023 22:22 WIB

Soal Jadi Cawapres, Erick Thohir: Saya tak Mau Terjebak Pencitraan

Erick menegaskan ia tegak lurus dengan Presiden Joko Widodo.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri BUMN Erick Thohir saat mendampingi Presiden Joko Widodo  (Jokowi) meresmikan hunian milenial untuk Indonesia di Samesta Mahata Margonda, Depok, Jawa Barat, Kamis (13/4/2023).
Foto: Dok Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan hunian milenial untuk Indonesia di Samesta Mahata Margonda, Depok, Jawa Barat, Kamis (13/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan dirinya terus berupaya memberikan bukti nyata dalam bekerja. Bukti karya sebagai pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadikan setiap langkah yang dibuatnya bukan untuk pencitraan, yang kerap tidak memberikan manfaat bagi masyarakat.

"Kita harus berikan bukti kerja dulu, jangan kita terjebak pola pencitraan yang tidak ada manfaatnya bagi masyarakat. Saya tegak lurus kepada Pak Jokowi, untuk memastikan BUMN terus memberikan kontribusi pada keuangan negara atau perekonomian masyarakat. Itu saja yang saya lakukan," ujar Erick usai menghadiri Harlah Al-Khairiyah di Gedung Nusantara IV MPR/ DPR RI, Jakarta, Sabtu (6/5/2023). 

Saat itu, Erick yang juga Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menjawab pertanyaan wartawan terkait pilihan politiknya ke depan.

"Sekali lagi saya tegak lurus pada Pak Jokowi," demikian penegasan Erick saat wartawan bertanya, siapa Calon Presiden yang menjadi pilihannya, Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto?

Sebelumnya, saat Ramah Tamah dengan Media di Kantor Kementerian BUMN menegaskan dirinya akan selalu berhati-hati agar tidak terlalu banyak berbicara politik ketimbang kinerja.

"Alhamdulillah kinerja di BUMN bagus. Bukan karena kerja saya sendiri, tetapi kerja tim saya. Sama seperti dulu saya bekerja dalam Asian Games. Apapun penugasan lain adalah Team Work. Saya tidak mau terjebak politik. Yang ada hari ini fokus pekerjaan saja. Dan itu banyak sekali. Dan banyak juga manfaatnya untuk rakyat," kata Erick.

Bukti kerja nyata di BUMN, menurut Erick, sangat mudah diukur. Lihat saja dari perolehan laba BUMN. Mulai dari Rp 13 triliun, kemudian Rp 124 triliun, menjadi Rp 303 trilun. Walaupun yang Rp 303 triliun kemarin dikurangi Rp 60 triliun restrukturisasi Garuda. Jadi tunainya sekitar Rp240 triliun.

"Dividen pun Alhamdulillah, tahun ini mencapai Rp 80,2 triliun. Alhamdulillah dalam sejarah belum pernah. Ini artinya kinerja. Tentu saya memprioritaskan tugas dan pekerjaan saya sebagai Menteri BUMN," kata Erick.

Kinerja baik tersebut, ujar Erick, merupakan berkat kerja keras para direksi, komisaris, dan Kementerian BUMN. "Dengan solid bersama-sama menjadikan kinerjanya BUMN bagus," kata Erick. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement