Kamis 04 May 2023 06:03 WIB

Alat Berat Sudah Masuk Lokasi Pembangunan Jembatan Otista

Selama pembangunan Jembatan Otista, jalan ditutup pada 1 Mei-8 Desember 2023.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Rena Da Frina ketika ditemui di Jembatan Otista, Kota Bogor, Rabu (3/5/2023).
Foto: Shabrina Zakaria
Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Rena Da Frina ketika ditemui di Jembatan Otista, Kota Bogor, Rabu (3/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor memperkirakan progres pembongkaran dan pembangunan Jembatan Otista sudah berlangsung. Saat ini, tiga alat berat terpantau sudah berada di lokasi pembangunan.

Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Rena Da Frina, mengatakan tahap persiapan pembongkaran diperkirakan membutuhkan waktu sekitar dua pekan. Melihat kondisi di lapangan, menurut dia, progres yang berjalan tergolong positif dan cepat.

"Target alat berat masuk itu kan minggu depan, tapi ini kemungkinan besok kita targetkan sudah mulai penghancuran jembatan," kata Rena kepada Republika.co.id di Jembatan Otista, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (3/5/2023).

Rena menyebutkan, alat berat yang sudah tiba ialah dua breaker atau penghancur beton dan satu ekskavator. Ketika persiapan sudah selesai, maka jembatan akan dilakukan secara bertahap dimulai dari sayap jembatan.

Rena mengatakan, saat ini, kontraktor sudah membangun batas area pekerjaan menggunakan seng tinggi. Selain itu, membuat direksi kit atau bangunan gedung darurat yang ditargetkan selesai besok.

Rena menyebut, kontraktor juga masih mengerjakan stacking out atau pengukuran ulang dudukan jembatan yang nantinya akan dibangun. Pun shop drawing atau membuat gambar kerja, yang akan dilanjutkan dengan izin pembongkaran jembatan juga terus dijalankan.

"Nanti mereka serahkan hari ini juga kepada manajemen konstruksi (MK) untuk pengawas. Kemudian mereka juga sedang mengatur alat-alat berat. Jadi kemungkinan besok sudah mulai beroperasi," jelasnya.

Menutur Rena, evaluasi proyek pembangunan akan dilakukan setiap pekan. Namun, hingga sejauh ini, progres pembangunan masih positif dan akan terus digeber. Di samping itu, area pembangunan akan disterilkan dari warga sekitar apabila dibutuhkan penampang kerja yang luas.

Pantauan Republika.co.id di lokasi pembangunan, sebelum batas area pekerjaan masih banyak anak-anak sekolah dan warga sekitar memanfaatkan kondisi jalanan yang kosong untuk bermain. Anak-anak tersebut bermain bola dan sepeda di area sebelum pembatas jalan.

Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) juga terlihat masih berdagang di depan sekolah SDN Bangka 3 dan SDN Otista. "Ini kan karena belum banyak alat berat, belum banyak truk yang masuk jadi okelah anak-anak main. Tapi nanti kalau sudah banyak alat berat yang lalu lalang ini harus clear (kosong)," ujarnya.

Tak hanya anak-anak, kata Rena, PKL di sekitar Jembatan Otista juga akan terdampak. Pasalnya area jalan akan digunakan untuk loading barang. Namun hal itu dipastikan akan berjalan secara fleksibel, sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan.

"Kan ada pembatasnya nanti, karena kan kita mau area kita clear. Karena menyangkut dengan keselamatan kerja dan keselamatan warga," kata Rena.

Seiring dengan pembongkaran dan pembangunan Jembatan Otista, jalan tersebut ditutup mulai 1 Mei 2023 hingga 8 Desember 2023. Sehingga, sejumlah rekayasa arus lalu lintas akan diterapkan di jalur Sistem Satu Arah (SSA) tersebut.

Latar belakang pembangunan Jembatan Otista ialah karena lokasinya menjadi sumber kemacetan di Kota Bogor. Sejak diberlakukan SSA di Kota Bogor, jembatan itu menjadi bottle neck dan kerap menyebabkan kemacetan panjang.

Berdasarkan kajian, tidak ada pilihan lain kecuali melebarkan Jembatan Otista untuk melancarkan arus lalu lintas. Sebetulnya pelebaran jembatan sudah digagas untuk dikerjakan pada pada 2021, namun ditunda karena proses realokasi anggaran untuk penanganan Covid-19.

Pemkot Bogor mendapat bantuan dari Pemprov Jawa Barat dengan alokasi sekitar Rp 49 miliar untuk memperlebar Jembatan Otista. Adapun proses lelang dimenangkan oleh PT Mina Fajar Abadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement