REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung mengungkapkan sampah-sampah yang masih ditemukan di saluran air atau sungai menjadi salah satu penyebab banjir. Meski sebagian drainase yang ada berukuran kecil. Namun, jika keberadaannya tidak dipenuhi sampah maka aliran air akan lancar.
Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan penanganan banjir terus dilakukan oleh Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga. Ia pun meminta 75 persen personel di seluruh dinas untuk berada di lapangan.
"Penanganan banjir sedang terus di lapangan dan kita sudah minta 75 personel sudah harus di lapangan bukan hanya PU tapi Dishub, Satpol PP saya minta seperti itu," ujar Ema, Jumat (28/4/2023).
Kehadiran personel di lapangan, ia ingin menunjukan pelayanan kepada masyarakat berjalan dan sesuai kewenangan tiap dinas termasuk penanganan banjir. Ema mengklaim penanganan genangan pun sudah tertangani.
"Bicara pengurangan genangan sudah tertangani. Nah persoalannya masih ada warga berperilaku tidak kooperatif," ungkapnya.
Ia mendapatkan informasi jika banyak selokan yang berisi batu atau sampah. Oleh karena itu, Pemkot Bandung terus berupaya mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan ke sungai.
"Banyak selokan yang isinya batu, dan sampah. Nah ini terus edukasi masyarakat, saluran bukan nyimpen sampah," katanya.
Dengan segala keterbatasan, Ema menegaskan pemerintah siap bekerja keras menyelesaikan masalah banjir. Namun, jika perilaku masyarakat masih tetap membuang sampah ke sungai maka tantangan ke depan masih berat.
"Kalau perilaku masyarakat masih seperti ini berat ini juga kerja keras harus diimbangi kepatuhan masyarakat, jangan membuang sampah sembarangan," katanya.
Terkait dengan kondisi drainase yang kecil, ia mengakui sebagian drainase terdapat berukuran kecil. Namun, juga terdapat yang berukuran besar.
"Walau kurang proposional walau fungsi berjalan itu membantu kelancaran air mengalir tapi udah kecil tertimbun sampah berat juga," katanya.