Selasa 25 Apr 2023 18:49 WIB

Menko PMK: Masyarakat Ingin Mengadu Nasib Harus Punya Keterampilan

Pengangguran tinggi di sentra industri bukan dari penduduk asli, tapi pendatang.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Muhadjir mengatakan, masyarakat yang ingin mengadu nasib ke ibu kota negara harus ada ataupun menyiapkan keterampilan.
Foto: Republika/Prayogi.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Muhadjir mengatakan, masyarakat yang ingin mengadu nasib ke ibu kota negara harus ada ataupun menyiapkan keterampilan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa masyarakat yang ingin mengadu nasib ke ibu kota negara harus ada ataupun menyiapkan keterampilan.

"Kalau masyarakat mau mengadu nasib, ya tidak boleh dilarang, silakan saja. Tetapi harus memiliki keterampilan yang pasti," kata Muhadjir kepada wartawan di Bandarlampung, Lampung, Selasa (25/4/2023).

Baca Juga

Ia pun menyarankan agar mereka yang ingin mencari peruntungan di daerah seberang harus tahu persis mau kemana dan dimana kelak mereka bekerja serta apa yang akan didapatkannya. Jangan sampai harapannya tinggi ternyata nanti mengalami masalah dan ternyata lebih enak di tempat asal daripada mencari pekerjaan di daerah seberang.

Terlebih, Muhadjir mengatakan, sudah terbukti di daerah sentra Industri yang ada di daerah seberang angka penganggurannya tinggi dan itu bukan berasal dari penduduk asli. "Angka pengangguran tinggi di daerah sentra industri itu bukan dari penduduk asli, tetapi mereka yang datang dengan spekulasi tinggi tanpa ada keterampilan," ujarnya lagi.

Tentu, kata Muhadjir, bila hal itu kerap terjadi akan sangat membebani keluarga mereka sendiri dan juga pemerintah. Namun begitu, tak ada yang dapat melarang seseorang yang ingin mengadu nasibnya di daerah seberang.

"Sekali lagi, kami tidak bisa melarang, tapi dihitung benar keterampilannya apa, tujuan kerjanya apa, peluangnya seperti apa. Itu harus dihitung benar jangan sampai kemudian jadi orang telantar, karena justru tidak semudah dan dan seenak yang diperkirakan," kata dia.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement