Rabu 19 Apr 2023 19:58 WIB

BKKBN Dirikan Posko Edukasi Stunting di KM72 Tol Cipularang

Pemudik diedukasi penyebab stunting yang diakibatkan karena kekurangan gizi kronik.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyebutkan Diperlukan kerja sama yang sangat luas serta data yang lebih akurat dalam penanganan stunting di Indonesia.
Foto: istimewa
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyebutkan Diperlukan kerja sama yang sangat luas serta data yang lebih akurat dalam penanganan stunting di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendirikan posko edukasi stunting untuk masyarakat yang melintas di rest area kilometer 72 Tol Cipularang, Bandung, Jawa Barat.

"Pemerintah memprediksi jumlah pemudik pada libur Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah mencapai 123 juta orang. Sesuai tugas dan fungsinya, BKKBN terus memberikan edukasi, menyampaikan informasi kepada masyarakat terkait upaya pencegahan stunting, pembangunan keluarga, pendidikan kependudukan dan tentang pentingnya keluarga berencana," kata Direktur Komunikasi, Informasi, dan Edukasi BKKBN, Eka Sulistia Ediningsih saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Rabu (19/4/2023).

Baca Juga

Eka menuturkan momen mudik Lebaran 2023 tersebut merupakan momen yang baik untuk memberi edukasi pencegahan stunting dan sosialisasi program Bangga Kencana secara lebih masif pada masyarakat. Mengingat rest area menjadi salah satu tujuan pemudik dalam perjalanan.

Selama berada di posko tersebut, para pemudik bisa memeriksa kesehatan gratis, seperti pengukuran tensi, kadar gula darah hingga kolesterol oleh tenaga medis yang sudah disiapkan BKKBN.

Sambil diperiksa, Tim Pendamping Keluarga (TPK) akan memanfaatkan waktu tersebut untuk mengajak pengunjung memahami lebih jauh masalah stunting. Sebagai contoh, terkait dengan penyebab stunting yang diakibatkan karena kekurangan gizi kronik hingga lingkungan yang kumuh dan kurangnya akses air bersih atau sanitasi.

"Jadi, sambil bersilaturahim juga memberi edukasi cegah stunting. Jumlah TPK saat ini ada 200 ribu dengan anggota masing-masing tiga orang, sehingga jumlah seluruhnya mencapai 600 ribu di seluruh Indonesia, yang terdiri atas bidan desa, tim penggerak PKK, dan penyuluh KB," ucap Eka.

Posko itu, kata Eka, juga sudah dilengkapi dengan ruang istirahat untuk keluarga, ruang laktasi sampai dengan kursi pijat yang diharapkan bisa membuat tubuh pengunjung kembali bugar sebelum melanjutkan perjalanan.

"Kami juga sediakan takjil bagi pengunjung untuk berbuka puasa," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement