Jumat 14 Apr 2023 14:27 WIB

Soal Prabowo di Pilpres 2024, PAN Ingatkan Kenangan 2014-2019

PAN sudah dua kali mengusung sosok Prabowo Subianto sebagai capres.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyapa wartawan sebelum melakukan pertemuan di Kertanegara, Jakarta, Sabtu (8/4/2023). Pertemuan tersebut selain sebagai ajang silaturahmi juga untuk membahas rencana pembentukan koalisi besar
Foto: Dok Republika
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyapa wartawan sebelum melakukan pertemuan di Kertanegara, Jakarta, Sabtu (8/4/2023). Pertemuan tersebut selain sebagai ajang silaturahmi juga untuk membahas rencana pembentukan koalisi besar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, sempat membantah kunjungan Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra, membicarakan dukungan capres-cawapres di 2024. Tapi, soal Pilpres, PAN secara konsisten mendukung Prabowo Subianto di dua pilpres.

Sekjen PAN, Eddy Soeparno mengatakan, PAN sudah dua kali mengusung sosok Prabowo Subianto sebagai capres di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019. Karenanya, ia merasa, tidak masalah jika bekerja sama lagi dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Baca Juga

Eddy merasa, kenangan itu membuat PAN lebih leluasa kalaupun ada pembicaraan yang lebih intensif dengan Partai Gerindra atau Prabowo Subianto. Hal itu pula yang jadi alasan Ketum PAN, Zulkifli Hasan, mengunjungi kediaman Prabowo Subianto.

"PAN tinggal klik begitu saja, ini salah satu penyebab kenapa PAN waktu itu hadir di tempat Pak Prabowo mengunjungi Gerindra, kita membangun kembali gagasan, membangun kembali pemikiran, yang telah kita lakukan di Pilpres 2014 dan 2019," kata Eddy, Jumat (14/4).

Soal jatah PDIP jika gabung koalisi besar, ia merasa, itulah indahnya Indonesia karena segala sesuatu bisa dimusyawarahkan, dibicarakan dan didiskusikan. Jadi, apapun yang sudah jadi posisi masing-masing partai masih terbuka didiskusikan.

PAN, lanjut Eddy, akan mengutamakan konsensus besar bisa dicapai. Sehingga, ia menekankan, apapun yang akan didiskusikan bersama, semua pihak-pihak yang akan berdiskusi memang datang dengan tangan, kepala dan pikiran yang terbuka.

Terkait koalisi besar, ia menekankan, kemungkinan itu selalu terbuka. Tapi, Eddy berpendapat, kalau akan dikuantifikasikan seperti waktu yang ditargetkan rasanya akan sulit. Sebab, perlu menyamakan persepsi, menyamakan target dan lain-lain.

"Sehingga, kita tidak mau terburu-buru daripada ini menjadi sebuah keputusan yang tergesa-gesa yang nanti harus dievaluasi kembali," ujar Eddy.

Menurut Eddy, semua masih memiliki banyak waktu sebelum Pilpres 2024. Jadi, membicarakan pilpres sebenarnya masih cukup panjang, sehingga memang untuk memabngun koalisi ada waktu luas untuk berdiskusi menyamakan visi dan misi. )

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement