REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah mengajak para elite partai politik untuk membahas substansi wacana pembentukan koalisi besar terlebih dahulu. Koalisi dibicarakan tanpa harus membicarakan syarat-syarat untuk bergabungnya.
"Nggak ada syarat-syaratan, duduk dulu lah, bangsa ini mau kemana ke depan. Karena seakan-akan PDIP sombong, karena belum apa-apa bicara syarat," ujar Said di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (11/4).
PDIP, jelasnya, terbuka dengan diskusi terbentuknya kerja sama politik besar. Apalagi tujuan utamanya adalah melanjutkan keberhasilan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak 2014 hingga 2024 mendatang.
"Duduk saja dulu, lima tahun ke depan mau seperti apa, ayo yang sudah baik dilakukan oleh Bapak Presiden Jokowi kita lanjutkan. Tapi kita harus jauh juga, tantangannya ke depan berbeda," ujar Said.
Lewat diskusi tersebut, akan ditemukan kesamaan pandangan dari koalisi besar itu. Ia pun tak mau berandai-andai, siapa sosok yang nantinya akan diusung sebagai pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
"PDIP akan inisiatif untuk tetap silaturahim dan tetap membentuk kerja sama akbar partai politik," ujar Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR itu.
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto mengaku telah bertemu dengan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani. Pertemuan mereka terjadi saat perayaan HUT ke-77 Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).
"Saya juga sempat ngobrol sebentar dengan Puan, beliau katakan, mungkin sebentar lagi kita akan diatur untuk komunikasi politik," ujar Prabowo di kediamannya, Jakarta, Senin (10/4) malam.
Namun dari pertemuannya itu, ia belum mengetahui sikap resmi dari PDIP terkait wacana pembentukan koalisi besar. "Saya kira semua pihak, terbuka untuk komunikasi politik," ujar Prabowo.