REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sampai pukul 7.34 WIB pagi, Selasa (11/4/2023) ahli waris warga Jatikarya masih tetap bertahan menduduki tanahnya yang digunakan tol Cibitung-Cimanggis (Cimacis). Pendudukan kali ini akan mereka lakukan siang dan malam sebagai bentuk protes tanah mereka belum dibayar oleh pemerintah pusat.
"Selama 24 jam kami akan tetap bertahan menduduki tanah kami," kata Gunun HM Koordinator Ahli Waris Jatikarya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (11/4/2023).
Gunun menceritakan penduduk tol Cimacis dilakukan sejak Senin (10/4/2023) pukul 14.00 WIB. Sampai pagi ini mereka masih tetap bertahan untuk menuntut hak mereka dibayarkan.
"Teman-teman yang jaga sampai malam pulang untuk ganti baju. Jadi kita gantian jaga malam dan pagi," katanya.
Namun, kata dia tadi malam tepatnya pukul 00.00 WIB warga memberikan toleransi membiarkan akses masuk tol satu jalur. Toleransi ini diberikan ahli waris Jatikarya sampai Kamis (13/4/2023).
"Kita berikan toleransi satu jalur sampai tiga hari ke depan," katanya.
Gunun menegaskan jika toleransi ini tidak dimanfaatkan oleh pemerintah, maka warga Jatikarya akan menduduki total. Sehingga jalur tersebut sama sekali tidak bisa digunakan oleh pengendara untuk mudik lebaran dari Jakarta ke Bekasi maupun dari Bekasi ke Jakarta.
"Kalau tidak dimanfaatkan kami akan kerahkan massa lebih besar," katanya.
Gunun menceritakan sejak kemarin ahli waris Jatikarya melakukan aktivitas buka bersama dan shalat berjamaah di tanah mereka yang digunakan jalan Tol Cimacis. Aktivitas ini akan mereka lakukan sambil menunggu agenda Kementerian Koordinator Bidang Kemartiman dan Investasi RI yang akan monitoring percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Ruas Cimanggis-Cibitung.