REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Computer Security Incident Response Team (CSIRT) Universitas Nusa Mandiri (UNM) bekerja sama dengan Indonesia Honeynet Project (IHP) menyelenggarakan workshop pembuatan honeypot. Kegiatan ini sukses diadakan pada Kamis (30/3/2023) di Aula Kampus Digital Bisnis UNM kampus Margonda, Jalan Margonda Raya No 545, Depok. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa, ketua program studi (kaprodi), dosen, dan praktisi keamanan sistem informasi.
Anton selaku dekan Fakultas Teknologi Informasi (FTI) UNM mengatakan CSIRT Kampus Digital Bisnis UNM merupakan sebuah tim yang bertugas dalam menangani insiden keamanan pada sistem informasi di UNM. “Tim ini beranggotakan para ahli keamanan sistem informasi yang berkompeten dan berpengalaman,” katanya dalam rilis yang diterima, Selasa (4/4/2023).
Ia berharap kegiatan workshop ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik pada peserta tentang pentingnya penggunaan honeypot dan cara mengamankan jaringan sistem informasi. “Adanya workshop ini agar dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta dalam menginstal, mengkonfigurasi, dan mengelola honeypot pada jaringan,” ungkapnya.
Acara ini, hadiri oleh Dr Charles Lim, seorang pakar keamanan sistem informasi yang telah memiliki pengalaman di bidang keamanan sistem informasi selama lebih dari 10 tahun. Dr Charles Lim membahas mengenai konsep honeypot dan kegunaannya dalam mengamankan jaringan sistem informasi. Ia juga mengajarkan cara instalasi honeypot, yakni tentang bagaimana cara memasang dan mengkonfigurasi honeypot pada jaringan.
Sementara itu, tim dari IHP juga hadir dalam acara ini, yaitu Kevin Mustafa dan Yevonnael Andrew, melanjutkan pembahasan tentang visualisasi honeypot. “Honeypot merupakan aplikasi yang dikembangkan guna menahan, mendeteksi, serta mencatat serangan yang masuk kedalam suatu jaringan server,” kata Kevin.
Disambung dengan Andrew, yang menjelaskan bahwa dengan menggunakan informasi yang didapat dari honeypot akan lebih memudahkan dalam mencegah kerusakan yang terjadi apabila datang suatu serangan. “Honeypot dirancang agar terlihat seperti target yang menarik dan diletakan di sekitar server asli. Sehingga dapat mengelabui hacker dan menyerang target yang salah,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, Sumarna selaku ketua CSIRT UNM yang juga mengikuti kegiatan ini mengungkapkan acara ini penting untuk dapat diterapkan di kampus sebagai bentuk keamanan yang baik pada sistem jaringan komputer.
“Keamanan jaringan kampus perlu ditingkatkan agar keamanan jaringan dapat terjaga dengan sangat baik. Semoga dengan adanya honeypot menjadi salah satu solusi yang terbaik yang bisa diterapkan,” tegasnya.
Sebab, ungkapnya honeypot merupakan trobosan keamanan jaringan komputer yang baik dan mudah untuk diterapkan. “Honeypot ini sangat bagus untuk memberikan keamanan pada infrastruktur server yang ada, dengan honeypot maka tidak mudah bagi cracker untuk dapat meretas server,” ujarnya.