Ahad 02 Apr 2023 04:36 WIB

Kejujuran Bambang Pacul yang Buat Mahfud Geleng-Geleng Kepala dan DPR Terbahak

Bambang Pacul viral seusai responsnya atas UU Perampasan Aset menuai kecaman netizen.

Menko Polhukam Mahfud MD (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Komisi III DPR RI Bambang Wuryanto sebelum mengikuti rapat kerja dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan. Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul belakangan disorot publik atas komentarnya terhadap usulan adanya UU Perampasan Aset yang bisa menjadi dasar hukum merampas aset koruptor. (ilustrasi)
Foto:

Merespons viralnya Bambang Pacul, Ketua Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus  mengaku prihatin melihat DPR RI hari ini. Menurutnya, anggota-anggota DPR yang dipilih oleh rakyat, kini tidak bisa diharapkan bicara atas nama rakyat.

"Anggota DPR yang dipilih rakyat, tidak bisa diharapkan untuk bicara atas nama rakyat karena sangat bergantung kepada elite partai atau ketua umum parpol," kata Lucius kepada Republika, Sabtu (1/4/2023).

Ia berpendapat, semua ini merupakan kondisi yang sama kehadiran pengaruh oligarki dengan kemunculan upaya-upaya mengubah sistem pemilihan umum. Dari proporsional terbuka menjadi proporsional tertutup untuk Pemilu 2024 nanti.

Lucius melihat, kondisi ini akan semakin memperparah kinerja anggota-anggota DPR RI. Sebab, ia menekankan, penerapan sistem proporsional tertutup akan membuat penentuan orang-orang yang duduk di DPR RI akan ditentukan partai politik.

Menurut Lucius, kondisi demokrasi perwakilan di Indonesia hari ini menyedihkan karena rakyat cuma memilih wakil-wakil yang nantinya cuma akan diikat partai. Apalagi, Bambang Pacul tidak cuma menolak memperjuangkan UU Perampasan Aset.

Bambang, lanjut Lucius, menolak untuk memperjuangkan UU Pembatasan Transaksi Uang Kartal karena akan menyulitkan anggota-anggota DPR terpilih kembali. Lucius berpendapat, itu menunjukkan pula kalau praktik politik uang masih terjadi. 

"Pernyataan Bambang Pacul mengonfirmasi kalau uang senjata utama anggota-anggota DPR untuk meraih dukungan atau memenangkan pemilihan," ujar Lucius.

 

photo
Karikatur opini: Nasib Pelapor Korupsi 2022 - (republika/daan yahya)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement