Jumat 31 Mar 2023 11:15 WIB

Pengamat Sebut Blunder Ganjar dan PDIP Jadi Petaka Elektabilitas

Pemilih PDIP selama ini lebih terbuka terhadap Israel justru mempertanyakan Ganjar.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai blunder Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menolak timnas Israel berlaga di Piala Dunia U20 menjadi petaka bagi elektabilitas kader PDIP tersebut. Hal itu karena sikap Ganjar dinilai publik sebagai salah satu penyebab batalnya Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan olahraga lima tahunan tersebut.

"Hal ini bisa diartikan sebagai petaka elektabilitas Ganjar, ia tidak mampu mengendalikan ambisinya sebagai tokoh yang sedang gandrung simpati, tetapi gagal menyatakan gagasan dan ide yang lebih besar," ujar Dedi kepada Republika.co.id di Jakarta, Jumat (31/3/2023).

Dedi menyebut, meski begitu, bisa juga terjadi pascasikap Ganjar di Piala Dunia U20, yang bersangkutan maupun PDIP malah mendapat tambahan simpati dari kelompok pemilih pro-Palestina. Hanya saja, kata dia, pemilih pro-Palestina sudah cukup kuat di partai berbasis Islam seperti PKS.

Baca juga : Pengusaha Israel Tuding Gubernur Bali Ekstremis

"Sehingga upaya PDIP dan Ganjar justru akan dianggap sebatas mencari panggung di waktu yang tidak tepat. Situasi ini bisa saja simpati didapat, tetapi tidak menambah pemilih," ujar Dedi.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) tersebut melanjutkan, sebaliknya, pemilih PDIP yang selama ini lebih terbuka terhadap Israel justru mempertanyakan sikap partai yang tidak seperti biasanya. Bahkan, untuk urusan sepak bola yang miliki jumlah penggemar cukup banyak, mereka bisa berganti kecewa dengan sikap PDIP dan Ganjar.

"Artinya, simpati yang di dapat tidak menambah suara, pemilih loyal yang sudah ada cenderung kecewa dan meninggalkan Ganjar juga PDIP," ucap Dedi.

Dia juga menilai, situasi yang terjadi saat ini murni kesalahan Ganjar yang tidak dapat menimbang dalam mengeluarkan pernyataan. Apalagi, penolakan Ganjar menunjukkan dia tidak paham soal kolektivitas pemerintah.

Baca juga : Survei PolMark: Elektabilitas Ganjar Masih Jauh Memimpin

"Memahami situasi itu, ini murni kesalahan Ganjar yang tidak menimbang dalam statemen. Ganjar pun sebenarnya sebagai kepala daerah tidak miliki kewenangan terkait itu, Ganjar jelas hanya memikirkan nasib politiknya sendiri," katanya.

Selain itu, kata Dedi, gelaran Piala Dunia U20 yang seharusnya menjadi materi propaganda Jokowi di tengah situasi ekonomi yang memburuk penting untuk reputasi pemerintah. Sehingga kegagalan itu jelas mengecewakan bagi Jokowi. "Dan PDIP dianggap sebagai dalang, maka relasi Jokowi dan PDIP bisa saja terganggu," kata Dedi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement