REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Reebok angkat bicara menepis kabar yang mengguncang jagat sepak bola. Merek olahraga asal Amerika Serikat itu membantah tuduhan media Israel yang menyebut Reebok meminta logonya dihapus dari jersey tim nasional Israel.
“Reebok bangga dengan rekam jejak kami sebagai penyatu semua budaya di dalam dan di luar lapangan. Laporan di media Israel yang menyatakan bahwa Reebok telah memerintahkan IFA untuk menghapus logonya dari seragam tim nasional adalah tidak benar,” kata juru bicara kepada Reuters, Rabu (1/10/2025) WIB.
Reebok menegaskan tetap menghormati komitmen lisensi lokalnya dengan Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA). “Kami tidak terlibat dalam politik; kami berfokus pada olahraga,” tambah sang juru bicara.
IFA pun memastikan jersey timnas Israel di ajang internasional masih akan menampilkan logo Reebok seperti biasa.
Sebelumnya, The Times of Israel pada Selasa (30/9/2025) melaporkan, Reebok meminta timnas Israel untuk menghapus logo mereka dari seragam atau jersey. Menurut laporan media Israel, mengirimkan permintaan resmi melalui pemasok lokal, MSG Group, menginformasikan permintaan penarikan diri merek Reebok dari kerja sama dengan timnas Israel.
Sebagai respons, Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA) mengeluarkan pernyataan, "Kami menyesalkan pilihan Reebok untuk menyerah pada ancaman boikot. Ada hukum yang jelas yang bisa mengkriminalisasi boikot dan kami akan menimbang opsi langkah hukum yang tersedia."
Rumor panas ini mengingatkan publik pada langkah Puma tahun lalu. Pada Desember 2023, perusahaan Jerman itu resmi mengakhiri kontrak sponsor dengan timnas Israel. Keputusan ini ternyata sudah diambil sejak 2022.