Rabu 22 Mar 2023 04:05 WIB

Sesak Nafas Hingga Kuku Lepas, Sekilas Derita Warga di Jalur Tengkorak

"Debu batubara masuk ke tempat tinggal saya lebih parah dibanding asap jalanan.”

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Mansyur Faqih
Sejumlah bocah dengan mengenakan masker bermain di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Si Pitung, kawasan Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, Selasa (15/3/2022). Forum Masyarakat Rusunawa Marunda dan sekitarnya (F-MRM) menyatakan bahwa saat ini di lingkungan tempat tinggal mereka sedang mengalami pencemaran lingkungan debu batu bara dalam bentuk flying ash bottom ash (FABA) atau debu yang terbawa angin berasal dari bongkar muat batu bara di Pelabuhan Marunda, Jakarta Utara.
Foto:

Rusun Marunda, memang berdiri setelah ada perusahaan gabungan PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN). Namun, selain digempur sisaan batubara, jalur menuju dan dari rusunawa juga menjadi tempat mondar-mandir truk tronton selama hampir 24 jam setiap hari. 

Menurut Tarmidi, kematian karena kecelakaan di jalanan itu dipastikan selalu ada setiap bulan. Mengutip rekapitulasi kecelakaan yang terdata di Jakarta Utara sepanjang 2022 lalu, ada sekitar 742 kasus kecelakaan lalu lintas.

Dari jumlah itu, 135 jiwa meninggal dunia di Jakarta Utara. Tidak dirinci berapa jumlah kematian yang ada di Jalur Tengkorak. Kecelakaan yang ada, kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Wibowo kepada awak media akhir tahun lalu, melibatkan kendaraan roda dua, roda empat hingga truk dengan banyak roda.

Tarmidi mengatakan, dengan adanya dampak lingkungan, tidak hanya mempengaruhi kesehatan dan sosial secara langsung. Dampak keamanan hingga pendidikan warga sekitar, juga terganggu.

Satu-satunya sekolah dekat Rusunawa Marunda, sekolah satu atap SD-SMP 290 menjadi saksi. Anak-anak yang sekolah di sana, terdampak secara langsung. Hampir setiap pekan, kata Tarmidi, anak-anak rusunawa selalu izin karena sakit atau keluhan klasik.

Wajar saja, sekolah itu sangat berdekatan dengan pabrik dan daerah PT KBN dengan sejumlah polusi yang dihasilkan.

Kepala Sekolah SMP Negeri 290 Jakarta, Kelik Munandar, mengkonfirmasinya. Ihwal ada perbaikan atau dukungan dari instansi pemerintah, penanganan lingkungan sangat minim.

“Pada 2021 lalu sempat kirim proposal buat kebutuhan masker karena Covid-19 sama polusi, tapi gak direspons sama sekali,” kata Kelik kecewa.

Merespons hal ini, Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengatakan masih mencoba menggali lebih dalam kendala di lapangan itu. Mereka, masih belum memberi tanggapan lanjutan.

Tahun lalu, saat debu kian masif, warga Rusunawa Marunda melakukan pergerakan. Mereka berunjuk rasa dan terus memprotes pencemaran lingkungan. Setelah berbulan-bulan kemudian, DKI akhirnya menutup salah satu perusahaan yang ada di kawasan PT KBN, yaitu PT KCN, perusahaan patungan BUMN dan swasta di lingkup DKI Jakarta khusus bongkar muat batubara. 

 

Penutupan dilakukan setelah Pemprov DKI mendapatkan temuan dalam Keputusan Kadis LH Jakarta Utara Nomor 21 Tahun 2022 tentang Pemberatan Penerapan Sanksi Administratif Pencabutan Keputusan Kepala Kantor Pengelola Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara Nomor 56 Tahun 2014 Tanggal 28 Januari 2014 tentang Izin Lingkungan Kegiatan Bongkar Muat oleh PT Karya Citra Nusantara. Keputusan ini ditandatangani pada 17 Juni 2022.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement