Kamis 16 Mar 2023 17:57 WIB

Disdik Sebut Nama Sabil Masih Terdaftar di Dapodik, SMK Telkom Beberkan Alasan Pemecatan

Nama Muhammad Sabil pengkritik Ridwan Kamil di IG masih ada di data pokok pendidik.

Rep: Lilis Sri Handayani, Arie Lukihardianti, Antara/ Red: Andri Saubani
Guru honorer SMK Telkom Sekar Kemuning, Kota Cirebon, Muhammad Sabil Fadhilah dipecat usai membuat status
Foto:

SMK Telkom Sekar Kemuning, Kota Cirebon, Jawa Barat, membeberkan alasan pengakhiran hubungan kerja atau pemecatan dengan Muhammad Sabil Fadhilah, guru yang mengkritik Gubernur Ridwan Kamil di media sosial.

"Pengakhiran hubungan kerja bukan karena kasus etik guru kali ini saja, namun ini merupakan sebuah rangkaian," kata Wakasek Kurikulum dan SDM SMK Telkom Sekar Kemuning, Kota Cirebon, Cahya Haryadi di Cirebon, Jawa Barat (Jabar), Kamis.

Sebelum pemecatan Sabil, ia melanjutkan, pihak sekolah dan yayasan sudah melakukan rapat terkait komentar yang kurang pantas, sehingga pemecatan jadi keputusan. Menurut Cahya, yang bersangkutan sudah mendapatkan dua kali Surat Peringatan (SP) oleh pihak yayasan yaitu pada September 2021 dan SP kedua pada Oktober 2021.

Ia menjelaskan, SP 1 yang bersangkutan terbukti melanggar kode etik dengan mengeluarkan kata kasar kepada peserta didik. Sehingga, orang tuanya tidak terima dan melaporkan kasus tersebut.

"Kami keluarkan SP pertama pada September 2021 di mana yang bersangkutan melanggar etik guru," tuturnya.

Sedangkan pada SP kedua, Haryadi melanjutkan, yang bersangkutan terbukti melanggar peraturan sekolah, di mana semua yang berada di lingkungan SMK Telkom Sekar Kemuning, tidak diperbolehkan merokok dan itu dilanggar oleh Sabil. Bahkan, menurut dia, Sabil juga sengaja mematikan kamera pengintai atau CCTV di ruang guru yang merekam aktivitasnya.

"Pada bulan Oktober 2021 SP kami keluarkan lagi dan masih masalah etika yaitu merokok di ruang guru, ada CCTV yang mengontrol tapi oleh yang bersangkutan dimatikan," katanya.

Ia menambahkan masih banyak kasus lainnya yang dialami oleh Sabil dari awal mengajar di SMK Telkom Sekar Kemuning hingga pengakhiran hubungan kerja. Sementara itu mantan Guru SMK Telkom Sekar Kemuning Muhammad Sabil Fadhilah mengaku memang sudah mendapatkan dua kali SP dari sekolah.

"Iya (pernah mendapatkan dua kali SP)," kata Sabil saat dihubungi.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menegaskan, dirinya tidak antikritik dan terbuka menerima pendapat. Hal tersebut menanggapi kritikan guru honorer Sabil, per Rabu (14/3/2023) yang mengkritik unggahan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Instagram.

"Saya tidak antikritik, saya terbuka, sudah ribuan kritik masuk kan begitu," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, kepada wartawan, di Gedung Sate, Kamis (16/3/2023).

Emil pun berharap, kejadian tersebut menjadi pelajaran bagi semua pihak. Yakni, saat menyampaikan pendapat harus sesuai dengan budaya.

"Nah ini menjadi pelajaran, sampaikan substansinya tapi cara menyampaikan kan harus sesuai dengan budaya kita," katanya.

"Kalau anda biarkan kekasaran itu terjadi dalam ruang informasi kita, siapa yang akan mencontoh? Murid-murid kita? Anak cucu kita? Yang akan menganggap menamai manusia dengan binatang biasa, ngomong kasar biasa," imbuhnya.

Emil menilai, tugas guru menjadi teladan dalam pembangunan yang lebih beradab. "Makanya tugas guru, pemimpin, semua menjadi teladan dalam oembangunan yang lebih beradab. Saya sudah telepon untuk cukup diingatkan saja. Karena ini kewenangannya tidak di kami. Ini kan sekolah swasta," tegasnya.

 

Menurut Emil, Sabil cukup diingatkan saja,  tidak usah sampai diberhentikan. "Kan seolah-olah karena ngritik saya jadi diberhentikan, terus sayanya dianggap antikritik. Kan tidak begitu," katanya.

 

 

photo
Infografis Isyarat Perjalanan Ridwan Kamil Bergabung Golkar - (Republika.co.id)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement