Rabu 15 Mar 2023 23:50 WIB

Mampu Tekan AKI dan AKB, Desa Jragung Demak Diganjar Mobil Ambulans

Kasus stunting di Desa Jragung berjumlah 12 sehingga harus ada ambulans siaga.

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) Kedungsepur di Wisma Halim, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Foto: Dok. MOPJT
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) Kedungsepur di Wisma Halim, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian balita (AKB) di Desa Jragung Kabupaten Demak, Jawa Tengah diketahui nol kasus. Upaya untuk menjaga pencapaian ini pun terus dilakukan. 

Kepala Desa Jragung Edy Susanto menyampaikan, kasus stunting di Desa Jragung berjumlah 12 dan membutuhkan ambulans desa untuk sarana transportasi kesehatan yang bisa diakses seluruh warga.

Baca Juga

Bersama tenaga kesehatan pendamping Sutinah, Edy kemudian menyampaikan bahwa desanya sedang membutuhkan Ambulans. Hal itu ia sampaikan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, ketika memimpin Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) Kedungsepur di Wisma Halim, Kabupaten Demak.

Saat itu, Ganjar sedang menyapa dan berdialog dengan salah satu peserta yang mengikuti musrenbangwil secara virtual di Desa Jragung, Kecamatan Karangwen, Kabupaten Demak.

"Pak Gub izin, kami minta diberikan ambulans desa. Saat ini kami hanya punya mobil siaga milik warga," ujar Edy kepada Ganjar, seperti dilansir dari Antara, Rabu (15/3/2023).

Ganjar pun mengapresiasi capaian desa tersebut. Tak lama, Ganjar langsung menghadiahi satu unit ambulans desa untuk warga Desa Jragung. 

"Tadi satu desa cukup terpencil ya. Saya kaget karena desanya angka kematian ibu melahirkan nol, angka kematian balita nol, ini keren," kata Ganjar.

Dengan diberikannya ambulans tersebut, Ganjar berharap dapat digunakan untuk menolong warga yang membutuhkan, khususnya dalam keadaan darurat.

"Kita kasih mereka hadiah ambulans, biar nanti itu punya fasilitas untuk menolong," ucap Ganjar.

Sebelumnya, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jateng Widwiono menyebutkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022, prevalensi tengkes atau stunting di Jawa Tengah pada tahun 2022 ada pada angka 20,8 persen.

"Hal ini menunjukkan adanya penurunan sebesar 0,1 persen dibandingkan pada tahun 2021 yaitu 20,9 persen. Kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah kabupaten/kota yang telah berhasil menurunkan angka stuntingnya pada tahun 2022," kata Widwiono pada Rapat Kerja Daerah beberapa waktu lalu seperti dilansir dari Antara

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement