REPUBLIKA.CO.ID, SUMATERA UTARA -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Bersama Komite Permainan dan Olahraga Tradisional (KPOTI) menyelenggarakan 'Toba Kaldera Pancamain Indonesia Festival 2023' di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Kamis, (9/3/2023). Festival yang diikuti lebih dari 500 peserta dari Sekolah Dasar (SD) se-Kabupate Toba itu sebagai upaya mengingatkan kembali dan melestarikan permainan-permainan tradisional sebagai budaya bangsa yang diwariskan oleh nenek moyang.
Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi BPIP Dr Rima Agristina dalam sambutannya yang disampaikan oleh koordinator pelaksana (Analis Kebijakan Ahli Madya BPIP) Yelvi Azwita, mengatakan, selain terkandung nilai-nilai luhur, permainan tradisional juga akan mencegah ketergantungan anak-anak pada gadget atau gawai.
“Dengan kegiatan yang akan dilaksanakan selama dua hari ini, besar harapan kami bahwa nilai-nilai Pancasila bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari melalui permainan-permainan daerah yang sudah dikemas dengan wajah kekinian,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Jumat (10/3/2023).
Menurutnya Pancasila sebagai konsensus berbangsa dan benegara, harus senantiasa kita rawat, dijaga dan dihidupkan di tengah masyarakat dan diperkenalkan aktualisasinya sejak dini kepada anak-anak bangsa. "Anak-anak harus diingatkan darimana kita berasal, kita harus merawat ibu pertiwi yang menjaga dan menghidupi kita semua dari lahir hingga sekarang dan di masa depan," ucapnya
"Kita harus bangga menjadi Indonesia, yang diberkati Tuhan dengan segala limpahan karunianya, bukan hanya kekayaan alam saja namun juga kekayaan budaya dan kearifan gotong royong, nilai-nilai luhur Pancasila," tambahnya.
Dalam Undang-undang Pemajuan Kebudayaan, telah diatur bahwa salah satu objek pemajuan kebudayaan adalah permainan tradisional dan olahraga tradisional. Pemajuan Kebudayaan adalah upaya BPIP dalam meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia melalui Pelindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan.
“Dengan menghidupkan permainan tradisional dan olahraga tradisional, kita semua juga menghidupkan seni, bahasa, teknologi dan pengetahuan tradisional. Semoga dengan dilaksanakannya acara ini, anak-anak, adik-adik se-kabupaten Toba, dapat semakin memahami nilai-nilai Pancasila karena mengamalkannya dalam permainan rakyat dan olahraga tradisional,” kata Yelvi.
Lebih lanjut Yelvi mengatakan, Pancamain Indonesia yang akan ditampilkan pada festival kali ini adalah panca gasing, papancakan, bola lima, balap jajar dan catur teuku umar. Lima kearifan lokal ini sudah dikaji, di riset, dan diformulasi oleh Bapak Zaini Alif sebagai Ketua Umum Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia.
“Pancamain bertujuan untuk melahirkan generasi yang mencintai, membela, dan mengamalkan Pancasila melalui guru-guru dan murid-murid di sekolah untuk kemudian bisa disosialisasikan kembali di lingkungan terdekatnya,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama Bupati Toba Ir Poltak Sitorus yang diwakili Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Toba Jossip Broztito Sianipar menyambut baik dengan kegiatan tersebut, karena telah menanamkan kembali budaya-budaya jaman dahulu yang hamper punah. “Kehadiran BPIP dan KPOTI menjadi suatu kontribusi bagi Daerah kami untuk melestarikan budaya-budaya atau adat yang saat ini hamper punah oleh budaya luar,” ujarnya.
Menurutnya Pancasila sudah final dan kesepakatan mulia para pendiri bangsa, Pancasila lahir untuk menyatukan setiap golongan bangsa Indonesia. Pancasila lahir dan digali dengan nilai-nilai luhur adat, budaya, agama atau kepercayaan.
“Banyak sekali tantangan dan rintangan dimasa ini, tetapi kalau tidak ada Pancasila yang ditanamkan yang dihayati di sanu bari anak-anak kita maka Negara Indoensia akan terancam keberadaannya,” jelasnya.
Ia meyakini dengan adanya Pancamain atau permainan-permainan tradisional yang mengandung nilai-nilai luhur maka Negara Kesatuan Republik Indonesia akan terlindungi dari budaya-budaya asing yang mengancam karakter anak-anak bangsa. “Saya yakin dengan adanya Pancamain ini dapat membentengi karakter anak-anak bangsa dari budaya-budaya asing,” tutupnya.
Sementara itu ketua KPOTI Sumetera Utara Agustin Sastrawan, berharap niat baiknya ini dapat disambut dan diapresiasi antusias warga Kabupaten Toba terutama para siswa dan guru. Menurutnya, melestarikan permainan atau olahraga tradisional bukan hanya tugas KPOTI dan BPIP semata, melainkan seluruh pihak secara bergotong royong, baik di lingkungan keluarga atau lingkungan masyarakat.
“Melestarikan nilai-nilai Pancasila merupakan tugas kita bersama, bergotong royong bahu membahu bekerja sama seluruh elemen masyarakat untuk terus mengamalkan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” kata Agustin.
Ia mengaku sangat miris dengan konisi anak-anak pada zaman ini, dengan berkembangnya teknologi tetapi berpotenis mengancam permainan-permainan yang diciptakan oleh orang tua kita dahulu yang penuh arti. Ia berharap meskipun kita diharuskan mengikuti zaman tetapi tidak menghilangkan budaya atau adat istiadat nenek moyang bangsa Indoensia.
Tidak terlepas itu dalam acara ini pihaknya juga akan menggali potensi-potensi permainan-permainan tradisional asli yang berasal dari Kabupaten Toba atau Sumatera Utara yang dikemas dengan modern.
“Tentu saja kita harus kreatif dan inovatif mengemas permainan tersebut dengan menarik agar digemari oleh generasi muda. Jangan sampai permainan-permainan tradisional kita diakui oleh negara lain sebagai miliknya,” kata Agustin.