Kamis 09 Mar 2023 19:48 WIB

RSJ di DKI dan Jabar Buka 200 Bangsal untuk Anak-Anak Kecanduan Gawai

Menurut Retno, anak-anak yang kecanduan gim dan pornografi semakin meningkat.

Rep: Mabruroh/ Red: Erik Purnama Putra
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) periode 2017-2022, Retno Listyarti.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) periode 2017-2022, Retno Listyarti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak buruk pandemi Covid-19 dan pemakaian gawai (gadget) menimbulkan efek buruk bagi anak-anak. Bahkan saking buruknya, rumah sakit jiwa (RSJ) di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat sampai harus membuka bangsal khusus anak-anak yang sebelumnya tidak pernah ada.

"Jadi saya datang ke RSJ di Jakarta dan Jawa Barat, mereka dulu tidak pernah punya bangsal anak, tapi sekarang mereka punya bangsal anak bahkan mencapai 200 bangsa anak. Karena kondisinya banyak anak yang tidak bisa hanya dirawat jalan, harus dirawat inap, kondisi itu sudah sangat parah," ujar Komisioner KPAI periode 2017-2022, Retno Listyarti dalam talkshow pendidikan HUT FKKSMN di gedung Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Kamis (9/3/2023).

Retno menuturkan, anak-anak yang harusnya lebih banyak bermain, bersosialisasi, namun pandemi yang panjang telah merusak masa-masa indah itu. Mereka lebih banyak di rumah dan hanya berteman dengan gadget saja.  

"Anak-anak menjadi terlalu lama menggenggam gadget, yang awalnya tidak difasilitasi apalagi anak SD, kemudian karena tidak ada pendampingan, tidak ada edukasi, akhirnya kecanduan," ujar Retno.

Keterkejutannya semakin berlanjut ketika mengetahui dampak buruk dari kecanduan gawai berujung pada banyaknya anak-anak yang harus mengkonsumsi obat. Selain itu, anak-anak itu wajib berkonsultasi dengan psikiater dan menjadi penghuni RSJ. "Keterkejutan saya adalah meningkatnya anak-anak yang dirawat di rumah sakit jiwa karena kecanduan gadget," kata Retno

"Jadi ibu bapak, para orang tua yang ada di sini, menurut saya penting kita mengedukasi anak-anak kita dan orang tua lain, bahwa kecanduan gadget itu akan sangat berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak-anak kita," ucap Retno melanjutkan.

Dia menuturkan, dampak pandemi yang panjang dan kurangnya pendampingan dari orang tua bahkan pembiaran, justru berujung merusak masa tumbuh kembang anak. Yang paling parah, kata Retno, adalah anak-anak yang kecanduan gim (game) dan pornografi.

"Kita semua memberikan fasilitas, wifi, handphone, kita tidak berikan pendampingan sehingga yang terjadi anak-anak kita, pertama mereka jadi kecanduan game online dan kedua pornografi. Ini yang kita hadapi dan angkanya cukup tinggi," ujar Retno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement