Selasa 07 Mar 2023 11:57 WIB

Pemprov Jabar Bangun Transportasi Berjalur Khusus di Bandung

Pemprov Jabar membangun transportasi berjalur khusus seperti Transjakarta di Bandung.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Bilal Ramadhan
Bus Transjakarta (ilustrasi). Pemprov Jabar membangun transportasi berjalur khusus seperti Transjakarta di Bandung.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bus Transjakarta (ilustrasi). Pemprov Jabar membangun transportasi berjalur khusus seperti Transjakarta di Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat (Jabar) saat ini sedang mempersiapkan transportasi massal bus mirip Transjakarta yang ada di kawasan Jabodetabek. Bus rapid transit (BRT) tersebut, ditargetkan bisa mulai beroperasi pada 2025.

Menurut Analis Angkutan Darat Dishub Jabar, Teviani Wulansari, keberadaan transportasi massal di kawasan Bandung Raya sudah sangat dibutuhkan. Karena, kemacetan terus terjadi sepanjang hari khususnya pada jam berangkat dan pulang kerja.

Baca Juga

"Kita saat ini masih menyiapkannya bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan. Rencana akan ada pilot project pada 2024," ujar Teviani.

Teviani menjelaskan, seksi pertama membentang dari perbatasan Cimahi menuju Terminal Cicaheum. Transportasi ini, nantinya akan menggunakan jalur khusus. 

"Harapannya tidak terkendala kemacetan di tengah kota sehingga masyarakat bisa pindah dari penggunaan kendaraan pribadi ke kendaraan umum," kata dia.

Untuk trayeknya, kata dia, BRT tersebut akan meluncur dari perbatasan Cimahi-Bandung atau sekitar Elang menuju ke Terminal Cicaheum. Nanti ada beberapa kawasan yang dilalui seperti Ciroyom, Asia Afrika, Ahmad Yani, hingga terakhir di Cicaheum.

"Untuk jalur yang kecil tidak akan pakai pembatas yang ditanam. Nanti ada skemanya sendiri," kata dia.

Selain membuat jalur sendiri, kata dia, BRT ini akan menyediakan halte khusus. Total untuk seksi 1 dari Cimahi menuju Cicaheum ada sekitar 30 halte. Berbeda dengan yang sudah ada sekarang di mana penumpang harus naik tangga sebelum naik bus Trans Metro Bandung (TMB), nantinya halte ini berada di bawah karena bus yang digunakan sistemnya low deck.

Penumpang pun, kata dia, tidak bisa naik atau turun sembarang tempat, tetapi harus di halte yang disediakan. "Jadi harus tetap di halte. Nanti kita akan bangun baru," kata Teviani.

Untuk pengurangan emisi karbon, kata dia, BRT Bandung Raya pun bakal memaksimalkan penggunaan bus listrik. Dari total seluruh bus yang dipakai rencananya 50 persen memakai bus listrik dan sisnya bus disel.

Namun, kata dia, jika tidak mencapai presentase tersebut maka minimal 30 persen bus BRT nantinya memakai tenaga listrik. "Jadi masih kita persiapkan berapa banyak yang memakai bus listriknya. Tapi skema itu sudah diperhitungkan oleh Dishub Jabar," katanya.

Berdasarkan data Dishub Jabar rencananya akan ada 17 rute untuk BRT Bandung Raya

1. Kebon Kalapa-Cibiru

2. Kebon Kalapa-Ledeng

3. Leuwipanjang-Dago 

4. Elang-Cikudapateuh

5. Padjajaran-Antapani

6. Cibaduyut-Alun-alun

7A. Stasiun Padalarang-Alun alun

7B. Stasiun Cimahi-Cicaheum

8. Ledeng-Terminal Antapani

9A. Leuwipanjang - Tegalluar

9B. Stasiun Hall-Tegalluar

10. Leuwipanjang-Soreang

11. Leuwipanjang-Jatinangor

12. Baleendah-Leuwipanjang

13. BEC-Baleendah

14. Sarijadi-Antapani

15. Lembang-Sukajadi (Ext) 

16. KBP-Stasiun Padalarang

17. Baleendah-Banjaran(Ext)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement