Sabtu 04 Mar 2023 22:27 WIB

DKI Prioritaskan Makanan Balita Bagi Pengungsi Kebakaran Plumpang

Berbeda dengan orang dewasa, pengungsi balita membutuhkan makanan khusus.

Sejumlah anak-anak korban kebakaran depo Pertamina Plumpang menjalani trauma healing di RPTRA Rasela, Rawa Badak, Jakarta, Sabtu (4/3/2023). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memprioritaskan bantuan makanan khusus bayi atau di bawah usia lima tahun (balita) bagi pengungsi korban kebakaran pipa BBM di Depo Pertamina, Plumpang, Jakarta Utara.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah anak-anak korban kebakaran depo Pertamina Plumpang menjalani trauma healing di RPTRA Rasela, Rawa Badak, Jakarta, Sabtu (4/3/2023). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memprioritaskan bantuan makanan khusus bayi atau di bawah usia lima tahun (balita) bagi pengungsi korban kebakaran pipa BBM di Depo Pertamina, Plumpang, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memprioritaskan bantuan makanan khusus bayi atau di bawah usia lima tahun (balita) bagi pengungsi korban kebakaran pipa BBM di Depo Pertamina, Plumpang, Jakarta Utara.

"Kami prioritaskan bantuan untuk para penyintas yang masih bayi dan balita, yaitu berupa bantuan makanan," kata Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono di salah satu posko pengungsian di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Rasela, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (4/3/2023).

Baca Juga

Menurut dia, pengungsi balita membutuhkan makanan khusus, sedangkan makanan untuk usia dewasa sudah tersedia di dapur umum. Pemprov DKI Jakarta menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk menyediakan makanan khusus balita yang berada di tenda-tenda pengungsian.

Sedangkan, Suku Dinas Sosial Jakarta Utara juga menyiapkan makanan cepat saji di dapur umum di Jalan Kramat Jaya, Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara. Sebanyak 62 petugas dikerahkan untuk membantu pembuatan makanan cepat saji sebanyak 2.600 kotak makanan siap saji akan diberikan tiga kali sehari selama tiga hari mendatang.

Selain dapur umum, Suku Dinas Sosial Jakarta Utara juga mendistribusikan 20 lembar terpal, 19 lembar matras, 100 selimut, 60 dus biskuit, dan tiga tenda. "Semua kebutuhan sudah tersalurkan. Terkait sanitasi sudah ada di puskesmas, GOR, rumah warga, dan Kantor Dinas Lingkungan Hidup. Kami sediakan kamar mandi, toilet. Nanti juga nambah lagi toilet dari Dinas Lingkungan Hidup," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Jakarta Utara Djuaeni menambahkan terdapat sepuluh lokasi pengungsian sementara yang telah disiapkan untuk menampung warga yang rumahnya terdampak kebakaran pipa. Ia mendata sekitar 1.369 jiwa pengungsi yakni dewasa, anak-anak, dan balita.

Lokasi pengungsian yang disediakan yaitu Kantor PMI Jakarta Utara, Kantor Kelurahan Rawa Badak Utara, Masjid Assholihin Walang, RPTRA Rasela, Masjid Al Quroma RW 03 Rawa Badak Selatan. Kemudian, Kantor Kelurahan Rawa Badak Selatan, Masjid Al Muhajirin RW 07, SD IT Gema Insan Mandiri, Gedung Golkar, dan Kantor Sudin Ketenagakerjaan dan Energi Jakarta Utara.

Berdasarkan data yang dihimpun hingga Sabtu pukul 09.00 WIB, tercatat 49 jiwa sedang menjalani penanganan tim medis di lima rumah sakit, yakni RS Pelabuhan sebanyak lima orang, RS Tugu Koja (10), RS Mulyasari (15), RS Koja (13), serta RS Firdaus (6). Sementara itu, berdasarkan data BPBD DKI menyebutkan korban meninggal sebanyak 17 jiwa, terdiri dari 15 dewasa dan dua anak-anak.

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement