Kamis 02 Mar 2023 00:18 WIB

Wapres Minta Penyelesaian Kerusuhan Wamena tak Timbulkan Korban

Wapres Ma'ruf Amin meminta penyelesaian Kerusuhan Wamena Papua tik menimbulkan korban

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bilal Ramadhan
Satu unit truk hangus terbakar akibat kerusuhan massa di Wamena, Papua, Jumat (24/2/2023). Wapres Ma'ruf Amin meminta penyelesaian Kerusuhan Wamena Papua tik menimbulkan korban.
Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Satu unit truk hangus terbakar akibat kerusuhan massa di Wamena, Papua, Jumat (24/2/2023). Wapres Ma'ruf Amin meminta penyelesaian Kerusuhan Wamena Papua tik menimbulkan korban.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta aparat keamanan agar menyelesaikan kerusuhan di Wamena, Papua tanpa menimbulkan korban jiwa. Menurutnya, langkah antisipasi harus disiapkan dalam menangani setiap kerusuhan sehingga tak semakin meluas.

"Dan jangan sampai menangani kerusuhan itu sampai terjadi banyak korban. Jadi harus ada langkah-langkah, antisipasi supaya menyelesaikan setiap kerusuhan itu sedikit mungkin jangan sampai ada korban," ujar Ma'ruf di Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (1/3/2023).

Baca Juga

Ia mengatakan, penanganan kerusuhan juga harus dilakukan secara tuntas serta mencari hingga ke akar permasalahannya.

"Dan penanganannya sendiri memang harus di tangani secara tuntas dan harus dicari sumber-sumbernya. Kalau sampai ada korban ini harus juga dituntaskan sebenarnya-sesungguhnya yang terjadi seperti apa," kata Ma'ruf.

Selain itu, dia juga meminta agar pengamanan di berbagai daerah terus diperkuat. Sehingga tidak ada masyarakat yang melakukan eksodus dari satu daerah ke daerah lainnya karena merasa tak aman.

"Pengamanan harus diperkuat, jangan sampai ada daerah-daerah yang kosong tidak terkendali, dan jangan sampai ada masyarakat eksodus dari satu daerah ke daerah yang lain karena merasa tidak aman. Barangkali itu harus disiapkan," lanjut dia.

Sebelumnya diberitakan, akibat kerusuhan di Sinakma, Wamena menyebabkan korban meninggal dunia hingga 12 orang. Sembilan di antaranya adalah warga asli Papua.

Bentrokan tersebut berawal dari kesalahpahaman antara warga asli Papua dan warga pendatang. Kesalahpahaman berawal dari tuduhan warga asli Papua bahwa warga pendatang telah menculik anak-anak asli Papua.

Mengenai kerusuhan dan bentrokan yang terjadi antara pihak keamanan dan warga asli Papua pada Kamis (23/2), Polda Papua sudah menurunkan tim untuk melakukan evaluasi dan pemeriksaan terhadap para anggotanya.

Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri mengatakan, sebanyak 16 anggota dari Polres Jayawijaya sudah diperiksa untuk mengetahui ada atau tidaknya pelanggaran prosedural dalam antisipasi massa.

“Jumlah yang diperiksa ini tentu akan bertambah karena banyak anggota yang diturunkan ke lapangan. Dan kita pastikan untuk memeriksa peran masing-masing anggota,” kata Mathius.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement