Selasa 28 Feb 2023 22:25 WIB

BPBD Lebak Belum Rekomendasikan Relokasi Korban Pergerakan Tanah

BPBD Lebak sebut belum ada penelitian dari PVMBG terkait relokasi.

Kondisi rumah dan jalan yang terdampak bencana pergerakan tanah.
Foto: Desa Parakanhonje
Kondisi rumah dan jalan yang terdampak bencana pergerakan tanah.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak belum merekomendasikan relokasi korban pergerakan tanah di Desa Cigoong Utara Kecamatan Cikulur yang terdampak 13 rumah dan satu tempat ibadah. "Biasanya, rekomendasi relokasi itu setelah adanya kajian penelitian dari Pusat Vulkanologi Meteorologi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung," kata Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Lebak Irman Utharman di Lebak, Selasa (28/2/2023).

BPBD Lebak hingga kini belum melakukan kajian penelitian pergerakan tanah di Desa Cigoong Utara Cikulur dengan melibatkan PVMBG Bandung. Pergerakan tanah di wilayah itu kini masih dalam usulan untuk kajian penelitian agar masyarakat yang terdampak bisa dilakukan relokasi ke tempat yang lebih aman dari ancaman bencana alam.

Baca Juga

Selama ini, kata dia, BPBD Lebak selalu menggandeng PVMBG untuk korban pergerakan tanah yang merekomendasikan relokasi itu. Seperti yang dilakukan tahun 2022, tim PVMBG itu melakukan penelitian di lokasi bencana tanah bergerak di Desa Curug Panjang di kecamatan yang sama dan di lahan yang akan dijadikan relokasi pengungsi di lahan milik pemerintah desa seluas 2,5 hektare.

"Jika hasil penelitian itu menunjukkan lokasi bencana tanah bergerak sangat berbahaya dan harus direlokasi maka segera direlokasi warga ke tempat yang lebih aman," katanya.

Ketua Rukun Warga (RW) 03 Desa Cigoong Utara Cikulur Kabupaten Lebak, Abdul Rojak mengatakan, pihaknya kini belum menggelar rapat bersama warganya yang terdampak bencana pergerakan tanah untuk direlokasi ke tempat yang lebih aman. Saat ini, kata dia, warga yang terdampak pergerakan tanah yang tercatat 13 rumah mengalami kerusakan dan satu tempat ibadah belum ada permintaan relokasi.

Namun, masyarakat setempat saat ini merasa ketakutan bangunan rumahnya roboh, terlebih hampir setiap hari curah hujan tinggi di daerah itu. Dari 13 rumah itu, bahkan Senin (27/2/2023) dini hari dilaporkan satu rumah mengalami rusak berat dan di antaranya tiga rumah dikosongkan.

"Kami menerima laporan bahwa tiga rumah yang dikosongkan itu kini tinggal bersama orang tua dan kerabatnya yang selamat dari pergerakan tanah," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Anwar (55), seorang warga Cigoong Utara Kabupaten Lebak mengatakan, pihaknya kini mengosongkan tempat tinggalnya, karena kondisi bangunan rumahnya retak-retak dan bagian atapnya juga mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah.

"Kami berharap ada bantuan dari pemerintah daerah, namun jika harus direlokasi tentu itu lebih baik," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement