Selasa 28 Feb 2023 15:14 WIB

Kalimantan Selatan Mulai Tingkatkan Kewaspadaan Flu Burung

Kasus puluhan unggas mati sudah ditemukan di Kalimantan Selatan.

Kalimantan Selatan mulai meningkatkan kewaspadaan virus flu burung Clade 2.3.4.4b.
Foto: EPA-EFE/SANJEEV GUPTA
Kalimantan Selatan mulai meningkatkan kewaspadaan virus flu burung Clade 2.3.4.4b.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor menyatakan peningkatan waspada virus flu burung Clade 2.3.4.4b. Sebab, kasusnya sudah ditemukan di provinsinya.

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel Suparmi yang disiarkan Dinas Komunikasi dan Informatika Kalsel, pada Selasa (28/2/2023), menyatakan, instruksi gubernur meningkatkan kewaspadaan flu burung itu agar tidak menular luas. "Kami bergerak dengan cepat melakukan koordinasi sebagai upaya kewaspadaan terhadap munculnya kasus flu burung di peternakan unggas di Kalsel," katanya.

Baca Juga

Gerak cepat yang sudah dilakukan pihaknya mewaspadai meluasnya Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) Sub Tipe H5N1 Clade 2.3.4.4b ini dengan koordinasi instalasi terkait hingga kabupaten/kota. Selain itu, kata Suparmi, dengan Balai Veteriner Banjarbaru dan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin. Menurutnya, ini sebagai tindak lanjut Surat Edaran Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor 16183/PK.320/F/01/2023 Tanggal 16 Januari 2023 tentang Peningkatan Kewaspadaan HPAI Sub Tipe H5N1 Clade 2.3.4.4b.

Melanjutkan surat edaran ini, Suparmi mengatakan, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan mengingat virus HPAI sub tipe H5N1 Clade 2.3.4.4b berisiko menular ke manusia. "Meski memiliki resiko infeksi rendah pada manusia namun virus ini juga memiliki kecenderungan menjadi infeksi zoonosis," tutur Suparmi.

Terkait upaya pencegahan itu, Suparmi menyatakan, diantaranya meningkatkan biosekuriti, pembagian desinfektan pada sentra peternakan unggas, pembinaan, sosialisasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) ke masyarakat mengenai HPAI. "Demikian juga pengambilan sampel untuk uji laboratorium di Balai Veteriner Banjarbaru serta monitoring pasar unggas yang berada di Kalsel," ujarnya.

Pemprov Kalsel juga meningkatkan pemantauan lalu lintas unggas antar provinsi dan kabupaten/kota, mengingat cukup tingginya lalu lintas ternak unggas di provinsi ini. Kemudian, otoritas veteriner dan dokter hewan berwenang di masing-masing wilayah terus memastikan setiap unggas yang dilalulintaskan merupakan unggas sehat dan tidak terkena HPAI.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement