REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bacapres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, menghadiri apel siaga pemenangan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) jelang Pemilu 2024. Kegiatan itu sekaligus dalam rangka pemenangan Anies Baswedan dalam Pilpres mendatang.
Dalam sambutannya, Anies mengatakan, suasana hari ini mengingatkan hampir 20 tahun lalu jelang Pilpres 2004. Ia menekankan, kala itu PKS menjadi partai yang pertama kali bergabung dalam koalisi untuk mencalonkan Susilo Bambang Yudhoyono.
Hasilnya, ia mengingatkan, kemenangan yang mengantarkan SBY menjadi Presiden RI serta telah membawa perbaikan dan perubahan di Indonesia. Anies merasa, semangat 2004 itu terasa tujuh tahun lalu saat PKS memberi mandat maju Pilgub DKI 2017.
Memori itu disebut sebagai babak baru perjalanannya bersama PKS, dipupuk melalui perjuangan yang mengakar dan terus bertumbuh tinggi. Seperti Daud melawan Jalut, yang kecil melawan raksasa, bahkan dihadapkan pula angka-angka lembaga survei.
Saat itu, ia berpendapat, kader-kader PKS bukan ciut, tapi semangat yang malah berlipat dan pada akhirnya berbuah kemenangan. Menurut Anies, kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas jadi kunci kemenangan, bukan logistik apalagi kekuasaan.
"Lima tahun di DKI, PKS selalu mendampingi, selalu mendukung, selalu mengawal erat, alhamdulillah keberhasilan kita semua bekerja telah membawa kebangkitan Jakarta," kata Anies di Stadion Madya Gelora Bung Karno (GBK), Ahad (26/2).
Anies melihat, kolaborasinya bersama PKS di Jakarta telah mendorong munculnya karya-karya dan kebijakan-kebijakan yang mendobrak dan menerobos kejumudan. Serta, menghadirkan perubahan-perubahan, kemajuan dan keadilan bagi semua.
Maka itu, ia merasa, ini momentum yang tepat baginya maupun PKS untuk melangkah ke jenjang lanjut. Seperti tagar Pemprov DKI, Sukses Jakarta untuk Indonesia, ia mengapresiasi kembali hadirnya dukungan PKS kepadanya di Pilpres 2024 mendatang.
"Hari ini, hampir setahun sebelum pilpres dan pemilihan legislatif, PKS kembali mengibar tinggikan dan menggaung keraskan bara perjuangan. Bangsa yang besar tidak boleh melupakan sejarah dan meninggalkan kesinambungan," ujar Anies.