Jumat 24 Feb 2023 10:12 WIB

Bamusi PDIP: Pernyataan Lengkap Megawati Sesuai dengan QS. An-Nisa: 9

PDIP menegaskan, Megawati tidak melarang ibu-ibu ikut pengajian.

Rep: Febrianto Adi Saputro, Nawir Arsyad Akbar, Andrian Saputra/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua kiri) didampingi Menkumham yang juga Ketua DPP PDIP Bidang Hukum, HAM dan Perundang-undangan Yasonna Laoly (kiri), dan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto (ketiga kanan) hadir dalam kegiatan Pendidikan Kaderisasi Perempuan di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (23/2/2023). PDIP menegaskan, Megawati tidak pernah melarang ibu-ibu ikut pengajian. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua kiri) didampingi Menkumham yang juga Ketua DPP PDIP Bidang Hukum, HAM dan Perundang-undangan Yasonna Laoly (kiri), dan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto (ketiga kanan) hadir dalam kegiatan Pendidikan Kaderisasi Perempuan di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (23/2/2023). PDIP menegaskan, Megawati tidak pernah melarang ibu-ibu ikut pengajian. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cuplikan video pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di acara Kick Off Pancasila dalam Tindakan dengan tema "Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting" tentang pengajian viral. Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDIP, Faozan Anwar, membantah bahwa pernyataan Megawati itu melarang ibu-ibu ikut pengajian. 

"Ibu Megawati sama sekali tidak melarang ibu-ibu ikut pengajian karena beliau sendiri juga ikut, tapi mengajak ibu-ibu agar lebih peduli terhadap anak-anaknya jangan sampai mengalami stunting. Sebab ibu adalah tiangnya negara. Kalau tiangnya hancur, negara akan hancur," kata Faozan dalam keterangannya, Jumat (24/2/2023).

Baca Juga

Faozan menjelaskan, jika pernyataan Megawati tersebut disaksikan secara lengkap, akan diperoleh pemahaman yang utuh tentang pentingnya menyiapkan anak-anak yang sehat jasmani dan rohani untuk masa depan bangsa. Menurut dia, hal tersebut sejalan dengan ajaran Alquran yang melarang kepada umat manusia meninggalkan generasi yang lemah (QS an-Nisa: 9).

Faozan menambahkan, sebagai pemimpin bangsa, Megawati tidak hanya berpikir bagaimana menyiapkan anak-anak yang sehat, bebas dari stunting, tetapi juga bertindak nyata melalui kader-kader partai yang dimiliki, yang mendapatkan tugas sebagai menteri, gubernur, bupati/wali kota tentang upaya yang dilakukan untuk mencegah stunting.

Ia pun mengutip pernyataan seorang cendekiawan Muslim, Moeslim Abdurahman, yang mengatakan bahwa umat Islam itu peka syariat, tapi lupa hakikat. Sehingga terjebak rutinitas praktis, tapi lupa berpikir strategis. 

"Ikut pengajian itu penting, tapi menyiapkan dan mendidik anak agar menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas jauh lebih penting," ujar Faozan yang juga hadir dalam acara Kick Off Pancasila Dalam Tindakan tersebut.

"Sebab di tangan merekalah masa depan bangsa dan negara," kata Sekretaris LDK PP Muhammadiyah tersebut. 

 

 

 

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto kemarin menanggapi dilaporkannya Megawati Soekarnoputri ke Komisi Nasional (Komnas) Perempuan terkait pidatonya yang menyinggung ibu-ibu pengajian. Dia menjelaskan, pidato Megawati tersebut harus dilihat secara menyeluruh.

Sebab, inti dari pidato Megawati adalah membicarakan angka stunting atau kekurangan gizi yang masih besar di Indonesia, termasuk keterlibatan para ibu dalam pendidikan anak.

"Ibu Mega itu dalam sambutan tersebut kan temanya tentang stunting. Tentang bagaimana keterlibatan ibu-ibu dalam pendidikan anak untuk bersiap-siap menghadapi bencana," ujar Hasto di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta, Kamis (23/2/2023).

Megawati ingin agar para ibu menyiapkan gizi dan pendidikan untuk anaknya. Hal tersebut dapat terwujud lewat keluarga dalam menghasilkan pemimpin masa depan.

"Jadi, bukan pada masalah pengajiannya. Itu suatu hal yang penting dikatakan dalam sambutan ibu saya pun ikut pengajian, sehingga hendaknya mereka melihat secara komprehensif terhadap apa yang disampaikan Ibu Mega," ujar Hasto.

Dia melanjutkan, sebanyak 22 persen anak Indonesia masih terkena stunting. Hal tersebutlah yang menjadi fokus Megawati dalam pidatonya, agar angka tersebut semakin turun, bahkan nol kasus.

"Ini bukan persoalan tubuh pendek, ini persoalan pemikirannya, persoalan kecerdasannya. Ini mengancam masa depan 24 tahun yang akan datang. Ini yang seharusnya kita lihat," ujar Hasto.

Diketahui, Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta melaporkan presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menyusul pidatonya yang mengaitkan stunting dengan aktivitas keagamaan kaum ibu pengajian. Koordinator Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta, Tri Wahyu, mengatakan, laporan itu disampaikan atas pernyataan Megawati yang lebih suka mengikuti pengajian sehingga tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus anak.

Baca juga : Bamusi PDIP: Megawati tak Pernah Melarang karena Beliau Juga Ikut Pengajian

Tri menegaskan, laporan ke Komnas Perempuan dikirimkan melalui Kantor Pos Besar Yogyakarta, Rabu (22/2/2023). Megawati dilaporkan dalam kapasitasnya sebagai ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sekaligus ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Megawati dinilai mengeluarkan pernyataan yang tidak berdasarkan data yang valid. Menurut dia, pengajian yang diikuti ibu-ibu justru banyak menghadirkan solusi atas permasalahan bangsa, termasuk stunting.

"Ibu-ibu yang gemar pengajian malah bagian dari solusi untuk menangani stunting, bisa diajak bekerja sama BKKBN," kata Tri di Kantor Pos Besar Yogyakarta, Rabu (22/2).

Komnas Perempuan masih mengkaji laporan Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta. Komisioner Komnas HAM, Alimatul Qobtiyah, pada Jumat (24/3/2023) mengatakan, masih mengkaji laporan tersebut.

Baca juga : Anak Pejabat Pajak Jadi Tersangka, Polisi: Pelaku Perintahkan Korban Sujud Kepadanya

"Saya sampaikan ke dispo media dulu. Belum ada dispo ke saya. Masih kami kaji," kata Alimatul, singkat. 

 

photo
Megawati Soekarnoputri - (Infografis Republika.co.id)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement