Kamis 23 Feb 2023 21:37 WIB

Survei: Usung Capres, Nasdem dan Demokrat Diuntungkan

Selain soal Nasdem, survei memprediksi, capres mana yang unggul masih dinamis.

Pemaparan hasil survei Trust di Jakarta
Foto: Republika
Pemaparan hasil survei Trust di Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Suara Partai Nasional Demokrat dan Partai Demokrat diprediksi meningkat karena sudah lebih dulu mengusung calon presiden pada Pemilihan Umum 2024. Capres yang diusungnya, Anies Baswedan, menjadi pendongkrak suara kedua partai tersebut.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Trust Indonesia Azhari Ardinal di Jakarta pada Kamis (23/2/2023). Survei pihaknya menunjukkan capres yang diusung mengerek suara partai Nasdem sebesar 3,4 persen. Sementara, efek ekor jas juga berhasil menaikkan suara partai Demokrat sebanyak 0,1 persen. 

Baca Juga

"Sejauh ini, baru Nasdem dan Demokrat yang mendeklarasikan dukungan, maka hanya kedua partai tersebut yang mendapat keuntungan tersebut. Efek kenaikan ini tidak sama, karena memang Nasdem yang lebih habis-habisan mengampanyekan capres yang diusungnya 

Perbedaan dampak hasil efek ekor jas tersebut erat kaitannya dengan massifnya manuver kampanye Partai Nasdem dalam mendukung pencapresan Anies Baswedan. Trust menegaskan publik sudah terlanjur memiliki persepsi bahwa Anies Baswedan merupakan Capres milik Nasdem. 

"Publik terlanjur sudah punya persepsi. Anies Baswedan adalah Capres partai Nasdem," ujarnya. 

Seperti diketahui, Trust Indonesia melakukan survei nasional yang digelar pada 28 Januari - 6 Februari 2023. Survei Trust melibatkan 2.200 responden dengan tingkat kesalahan sebesar 2,09 persen tersebut. 

Tak jauh berbeda, pakar Komunikasi Politik Effendi Gazali memang menilai  Anies memiliki pemilih yang kuat atau strong voters dalam survei yang dilakukan Trust ini. Sebab jika Anies dipasangkan dengan beberapa Cawapres, maka hasilnya selalu menunjukkan persentase yang baik. Kecenderungan strong voters juga dimiliki sosok Ganjar Pranowo. 

Dalam survei tersebut, pasangan Anies-AHY (31,4 persen) bahkan bisa mengalahkan Ganjar-Erick Thohir (27,7 persen). Namun sebaliknya pasangan Ganjar-Ridwan Kamil (27 persen) mampu mengalahkan Anies-AHY (26,7 persen)- (dalam margin of error) dan unggul berjarak 8,1 persen dari pasangan Prabowo-Cak Imin. Ketika Anies dipasangkan dengan Khofifah, Ganjar-Ridwan Kamil unggul makin jauh, selisihnya sekitar 9,7 persen.

“Ganjar dan Anies relatif punya strong-voter lebih dibandingkan dengan calon-calon lain,” ungkapnya. 

Selanjutnya ia pun menyampaikan momentum terbesar dalam survei ini didapat oleh pasangan Ganjar-Ridwan Kamil dan Anies-AHY.

“Secara umum, momentum terbesar pada survei ini didapat oleh Ganjar-Ridwan Kamil, dan Anies AHY; serta Anies-Khofifah (yang belum bicara apapun tentang pencapresan), juga Prabowo-Ganjar. Pasangan mana yang akan terwujud ternyata masih dinamis dan belum terjawab sampai hari ini,” ucap Effendi.

Cawapres yang diusung PKS

Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan bahwa pembicaraan terkait bakal calon wakil presiden akan dilakukan pembahasan bersama Partai NasDem dan Partai Demokrat yang tergabung dengan Koalisi Perubahan.

Secara khusus, ia menyebut pembicaraan soal bakal calon wakil presiden akan secara khusus dibicarakan dengan Anies Baswedan terkait preferensi kecocokan dirinya akan dipasangkan dengan siapa. Termasuk, lanjut dia, dengan menilik berdasarkan sejumlah hasil survei.

 

"Sesuai dengan pembicaraan di tim kecil masing-masing partai, dari PKS, NasDem, dan Demokrat kita akan bicarakan secara khusus dengan capresnya sendiri dengan siapa beliau akan ber-'chemistry', dengan siapa beliau akan bisa menuju kemenangan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement