Kamis 23 Feb 2023 13:16 WIB

Korban Gempa Cianjur Tempati Huntara dari ILUNI UI

20 unit hunian sementara ini merupakan tahap pertama dari total 50 unit.

Sejumlah anak bermain di depan tempat darurat untuk hunian di Kampung Surupan, Desa Sukawangi, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Senin (9/1/2023). Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Jabar Quick Response membangun 20 hunian sementara atau tempat darurat untuk hunian warga terdampak gempa bumi di kawasan tersebut.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sejumlah anak bermain di depan tempat darurat untuk hunian di Kampung Surupan, Desa Sukawangi, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Senin (9/1/2023). Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Jabar Quick Response membangun 20 hunian sementara atau tempat darurat untuk hunian warga terdampak gempa bumi di kawasan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI)  meresmikan 20 Hunian Sementara (Huntara) untuk korban terdampak gempa Cianjur di Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, Rabu (22/2/2023). Pembangunan huntara ini merupakan tahap pertama dari total 50 unit yang akan dibangun. 

Peresmian 20 unit huntara tahap pertama dilakukan oleh Ketua Umum ILUNI UI, Didit Ratam, didampingi oleh Ketsia Ximena Sihotang (Dewan Pertimbangan ILUNI UI), para Ketua dan perwakilan ILUNI UI Fakultas, ILUNI UI Wilayah Jawa Barat, dan Badan Pengurus Harian ILUNI UI. Hadir dalam kegiatan tersebut mewakili Kapolres Cianjur Wakapolres Cianjur Kompol Silvia Sukma Rosa, mewakili Dandim 06/08 Cianjur Kapt Arm Suhardi, Camat Cugenang Kokom Komariah, dan masyarakat Kampung Sirnagalih dan Padaruum.

Baca Juga

Didit Ratam menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh donatur dan pihak yang terlibat dalam pembangunan huntara maupun Sekolah Indonesia Cepat Tanggap yang dibangun di tiga lokasi terdampak gempa Cianjur. Satu di antaranya dibangun di desa Gasol, kecamatan Cugenang.

Huntara merupakan hunian sementara yang dirancang khusus oleh alumni Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia dengan memperhatikan kearifan lokal. Beberapa kelebihan huntara ini yakni usia bangunan yang cukup panjang, sekitar dua tahun atau lebih, walaupun waktu pembangunannya cukup singkat. 

Hanya membutuhkan waktu 4-5 jam dan dapat dibangun secara mandiri oleh masyarakat. Selain itu, huntara mampu memenuhi kebutuhan ruang, sehingga masih dapat digunakan meskipun telah dibangun hunian tetap nantinya. 

 Bangunan huntara telah teruji pada berbagai program ILUNI UI Peduli lainnya seperti huntara yang dibangun pada gempa Lombok, Palu, Sigi, dan Donggala. Didit Ratam menyampaikan Pembangunan 30 unit tahap II segera dimulai dalam minggu ini dan ditujukan khususnya untuk para penyintas prioritas, yaitu keluarga dengan usia lanjut, ibu hamil, bayi dan anak balita, penderita sakit, serta penyandang disabilitas.

“Kami akan terus menjalankan komitmen kami untuk membantu para penyintas gempa di Cianjur dengan tak hentinya mengajak Abang dan Mbak Alumni UI dan masyarakat umum berparitispasi dalam pembangunan huntara, serta berbagai kebutuhan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi lainnya,” imbuh Didit. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement