Kamis 23 Feb 2023 11:07 WIB

Wapres: Indeks Kepuasan Publik Masih Rendah Jadi Perhatian Pemerintah

Ma'ruf mengakui beberapa sektor yang kepuasan publiknya masih di bawah 50 persen

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Wakil Presiden (Wapres) RI, KH Maruf Amin mengakui beberapa sektor yang kepuasan publiknya masih di bawah 50 persen, diantaranya sektor penegakan hukum, ekonomi dan kesejahteraan sosial. (ilustrasi).
Foto: Istimewa
Wakil Presiden (Wapres) RI, KH Maruf Amin mengakui beberapa sektor yang kepuasan publiknya masih di bawah 50 persen, diantaranya sektor penegakan hukum, ekonomi dan kesejahteraan sosial. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengaku bangga dengan tingkat kepuasan publik kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo Ma'ruf Amin yang menurut survei Litbang Kompas meningkat menjadi 69,3 persen. Angka ini meningkat 7,2 persen dibandingkan survei yang sama pada Oktober 2022 di angka 62,1 persen.

"Kita tentu pemerintah merasa bangga ya karena ada kenaikan indeks prestasinya secara keseluruhan. Terhadap yang tentu masih indeksnya masih buruk, itu menjadi perhatian kita," kata Ma'ruf dalam keterangan persnya, Jakarta, Rabu (22/2/2023).

Baca Juga

Ma'ruf mengakui beberapa sektor yang kepuasan publiknya masih di bawah 50 persen, diantaranya sektor penegakan hukum, ekonomi dan kesejahteraan sosial. Ma'ruf mengatakan, di sektor ekonomi salah satunya berkaitan dengan masalah inflasi, pemberdayaan petani dan nelayan. Kondisi ini tidak hanya karena kondisi di dalam negeri tetapi juga dipengaruhi situasi global.

"Itu di dunia semua bahkan kita dianggap masih lebih baik inflasi kita itu. Sebab ada yang di atas 20, ada yang 12, ada yang 9, kita ini kan berkisar masih, ya walaupun begitu kita masih berupaya untuk terus menekan inflasi. Dan 2023-2024 diperkirakan oleh kita akan turun, bahkan 2024 itu mungkin satu lebih saja. Ini prediksinya ya," kata Ma'ruf.

Karena itu, Pemerintah akan terus berupaya meningkatkan kinerja untuk pelayanan publik. "Jadi memang ini, ada yang memang karena ada tantangan yang sejak lama menjadi masalah kita dan tentu akan kita masalah petani, masalah pupuk, masalah-masalah seperti itu ya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement