Rabu 22 Feb 2023 15:59 WIB

Isyarat Safari Politik Anies Terus Dilanjutkan Seusai Bawaslu Beri Peringatan

Nasdem menegaskan safari Anies Baswedan tidak melanggar aturan.

Bakal calon presiden dari Partai NasDem, Anies Baswedan disambut warga yang ingin bersalaman seusai orasi di Pantai Padang, Sumatera Barat, Ahad (4/12/2022). Kunjungan Anies Baswedan dalam rangka safari politik dan silaturahmi selama dua hari ke Sumatera Barat itu sekaligus untuk mendeklarasikan Relawan Perubahan.
Foto:

Sebelumnya, pengamat politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam menilai, safari politik yang dilakukan Anies Baswedan terbukti efektif mengkonversi kekuatan swingvoters menjadi pendukungnya. Keberhasilan safari politik Anies itu terlihat dari angka elektabilitas yang merangkak naik pascasafari politik itu.

Menurut Umam, Anies bisa dibilang sedang berusaha mengkonversi dua basis pemilik loyal yang menjadi swingvoters menjadi pendukungnya. Kedua kelompok itu berasal dari yang pertama segmen kelompok mantan pendukung Prabowo yang merasa kecewa terhadap Prabowo.

Kelompok ini merasa ditinggalkan, merasa dikhianati oleh cara politik Prabowo yang sekarang menjadi bagian koalisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Kemudian, lanjut dia, segmen yang kedua adalah pendukung Jokowi di periode pertama antara 2014-2019, tapi kemudian belakangan merasa apa yang dilakukan pemerintahan Jokowi tidak terwakili perjuangan mereka.

"Umumnya kelompok ini adalah kelompok menengah terdidik di masyarakat kita. Mereka memiliki literasi politik yang lebih memadai, sehingga memiliki cara pandang yang lebih kritis terhadap sejumlah kebijakan publik yang dianggap tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan ketika dulu mendukung Jokowi di pemilu 2014," jelasnya.

Umam menjelaskan, beberapa contoh kebijakan pemerintahan di periode kedua Jokowi yang dianggap cukup bermasalah, misalnya terkait Undang-undang (UU) Minerba, UU Omnibus law, UU KPK dan terakhir ini dari kalangan masyarakat sipil terkait UU KUHP. Dari semua produk UU itu, kelompok ini menilai ada catatan kemunduran demokrasi yang betul betul terjadi.

Maka, irisan-irisan dari elemen-elemen ini yang menurut Umam, mampu menciptakan gelombang swingvoters yang cukup besar ingin ditangkap oleh Anies. Dan swingvoters itulah yang menurut dia, bisa menjelaskan elektabilitas Anies ternyata dalam tiga bulan sejak September hingga November 2022 mengalami akselerasi peningkatan sekitar 5-7 persen.

"Itu sudah terkonfirmasi di dalam data Litbang Kompas dan survei Indikator terakhir, termasuk di partai politik yang mendukung Anies. Mungkin itu yang membuat Anies terus diganjal hingga saat ini," imbuhnya.

Berbicara swingvoters atau pemilih yang belum menentukan pilihannya di pilpres angkanya memang cukup signifikan berdasarkan hasil survei beberapa lembaga. Survei SMRC pada Desember 2022, misalnya, memprediksi Anies dan Ganjar Pranowo akan bertarung di putaran kedua pilpres jika keduanya memang menjadi capres pada 2024.

Berdasarkan data SMRC, distribusi suara cukup seimbang di antara tiga calon, yakni Ganjar, Anies, dan Prabowo Subianto. Karenanya, Saiful menyimpulkan pilpres satu putaran tidak mungkin.

Dalam simulasi dengan tiga calon juga, kata dia, data dukungan publik cukup konsisten yakni Ganjar mendapat 33,7 persen, Anies 28,1 persen, dan Prabowo 26,1 persen. Yang belum menjawab alias swingvoters 12,1 persen.

Menurutnya, perolehan ini menunjukan belum ada calon yang bisa mencapai 40 persen, sedangkan untuk menang harus mencapai 50 persen lebih. Karenanya, putaran kedua pilpres tidak bisa dihindari.

Lembaga Survei Indonesia (LSI) sebelumnya juga sudah merilis hasil survei yang digelar pada 7 sampai dengan 11 Januari 2023. Hasilnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo unggul dalam simulasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dengan 19, 10, dan tiga nama capres.

"Dalam simulasi 19 nama, seperti biasa, masih yang unggul adalah Ganjar Pranowo 27,2 persen," kata Direktur LSI Djayadi Hanan, Ahad (22/1/2023).

Posisi berikutnya ditempati oleh sejumlah nama, di antaranya mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan dukungan suara sebesar 16,8 persen, dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meraih 16 persen. Dalam simulasi 19 nama, sebanyak 18,1 responden (swingvoters) belum menentukan pilihan.

Selanjutnya, dalam simulasi pilpres dengan 10 nama, Ganjar unggul dengan perolehan dukungan suara sebesar 29,2 persen. Dalam simulasi itu, Prabowo menempati posisi kedua dengan dukungan suara sebesar 19,4 persen dan Anies mendapat 16,5 persen.

Kemudian, dalam simulasi tiga nama, Ganjar kembali unggul dengan perolehan dukungan suara sebesar 36,3 persen, Anies mendapat 24,2 persen, dan Prabowo memperoleh 23,2 persen.

"Sebanyak 16,3 responden lainnya menyatakan tidak tahu. Jadi, Prabowo dan Anies pada Januari 2023 berada pada posisi saling kejar," tambah Djayadi.

 

photo
Elektabilitasn Bakal Capres per Desember 2022 - (Infografis Republika)

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement