Selasa 21 Feb 2023 11:16 WIB

Petani Cengkih di Natuna Sulit Dapatkan Buruh Panen

Upah normal panen cengkih di Natuna kisaran Rp 8.000 hingga Rp 9.000.

Petani memanen cengkih. Musim panen cengkih telah tiba di Natuna, Kepulauan Riau. Namun, petani kesulitan mencari
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Petani memanen cengkih. Musim panen cengkih telah tiba di Natuna, Kepulauan Riau. Namun, petani kesulitan mencari "tukang panjat" atau buruh panen.

REPUBLIKA.CO.ID, NATUNA -- Musim panen cengkih telah tiba di Natuna, Kepulauan Riau. Namun, petani kesulitan mencari "tukang panjat" atau buruh panen.

"Kendala kita di sini salah satunya tidak ada tukang panjat (tukang petik buah cengkih) apa lagi pada saat puncak panen nanti, tidak ada orangnya," kata salah satu petani cengkih, Junaidi di Natuna, Selasa (21/2/2023).

Baca Juga

Menurutnya, hampir setiap kampung dan setiap keluarga punya kebun cengkih. Hal itu menyebabkan tenaga upah panjat atau tukang panen sulit dicari.

"Biasanya kita harus mencari tenaga upah panjat dari luar daerah, sekarang belum ada, kendalanya begitu," kata dia.

Saat ini, menurut Junaidi, belum masuk puncak panen. Sekitar satu bulan ke depan diperkirakan saat puncak panen tiba akan banyak cengkih terbuang jika tidak ada tenaga upah panjat dari luar masuk ke Natuna.

"Apa lagi masuk bulan puasa, sepertinya mereka enggan datang, kalau pun ada pasti upah panjat akan naik tidak seperti biasanya," kata Junaidi.

Upah normal panen cengkih di Natuna kisaran Rp 8.000 hingga Rp 9.000, jika kekurangan tenaga upah panjat maka bisa jadi akan naik dari harga tersebut sesuai kesepakatan.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَعْثِ فَاِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَرْحَامِ مَا نَشَاۤءُ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْٓا اَشُدَّكُمْۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰٓى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔاۗ وَتَرَى الْاَرْضَ هَامِدَةً فَاِذَآ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاۤءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَنْۢبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ
Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah.

(QS. Al-Hajj ayat 5)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement