REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laporan Digital Civility Index 2020 mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet. Hasilnya, Indonesia berada di peringkat terbawah se-Asia Tenggara. Dengan poin 76, pengguna internet Indonesia didapuk sebagai yang paling tidak sopan di wilayah tersebut.
Pengajar etika bisnis dan ekonomi digital, Dian Ikha Pramayanti, menjelaskan, sejumlah tantangan dalam dunia digital dewasa ini. Pertama, menyurutnya minat anak muda terhadap ragam budaya Indonesia seiring masuknya budaya dari luar negara lain. Kedua, kesopanan digital warganet Indonesia yang paling rendah.
Ketiga, kurang toleransi terhadap keragaman dan perbedaan. Keempat, kurangnya penghargaan terhadap hak cipta. "Kita dibatasi oleh frame pada saat kita membuat konten (dan) berkarya itu ada nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," kata Dian dalam webinar bertema 'Budidaya Digital Bagi Manusia Modern' di Jakarta, Senin (20/2/2023).
Praktisi public relations Andie Wibianto menuturkan, budi daya digital dapat menjadi jawaban terkait rendahnya tingkat kesopanan warganet Indonesia. "Budi daya digital adalah pemanfaatan seluruh ekosistem digital untuk kemajuan dan kesejahteraan manusia," ucapnya.
Budidaya digital, menurut dia, berkait erat dengan literasi digital. Dengan literasi digital misalnya, seseorang dapat terhindar dari perpecahan di media sosial akibat hoaks atau kabar disinformasi. Meski begitu, ia mengakui, budi daya digital di Indonesia masih terbilang rendah.
Hal itu ditunjukan dengan aktivitas budi daya digital masyarakat Indonesia yang baru terkait dengan sektor pendidikan saja. Sementara itu, Singapura tidak hanya menggunakan internet untuk pendidikan, tetapi juga untuk mengelola keuangan, bisnis, mengorganisasi kehidupan sehari-hari, dan membangun jaringan bisnis.
Andie pun menjelaskan ciri khas masyarakat modern yang berbudi daya digital. Pertama, akselerasi sains dan teknologi. Kedua, tumbuhnya beragam inovasi dan disrupsi teknologi. Ketiga, perubahan signifikan dalam bisnis dan ekonomi digital. Keempat, komposisi tenaga kerja berdasarkan ragam keahlian yang semakin spesifik.