REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan waspada kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang berpotensi meningkat tahun ini. Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, ini sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim kemarau di Indonesia akan seperti sebelumnya.
"Kalau dalam tiga tahun terakhir ini kita terbantu oleh musim kemarau basah karena ada faktor La Nina sehingga intensitas kebakaran hutan tidak tahu hebat, mungkin di tahun ini kita harus benar-benar waspada," ujar Muhari dalam keterangan persnya secara virtual, Senin (20/02/2023).
Muhari mengatakan, selama musim hujan di awal tahun ini, karhutla telah terjadi dua kali berturut-turut. Dalam catatan BNPB, pada periode 13-19 Februari terjadi 55 kali kejadian bencana yakni banjir 26 kali, tanah longsor 12 kali, cuaca ekstrem 14 kali, gelombang pasangan dan karhutla.
"Jadi sekarang meskipun kita masih dalam musim hujan tapi kita sudah mengalami kebakaran hutan dan lahan meskipun dua kali dan ini sudah kita alami berturut-turut dari akhir Januari," ujarnya.
"Jadi memang sebagaimana perkiraan BMKG di 2023 ini kita akan mengalami musim kering yang mungkin akan kembali ke seperti biasa," ujarnya.