Kamis 16 Feb 2023 05:41 WIB

Pj Gubernur Heru Sebut Ada 3,9 Juta Warga Miskin di Jakarta

Pemprov DKI mencatat ada 14 kawasan kumuh yang masuk prioritas ditangani.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Erik Purnama Putra
Anak-anak bermain di dekat tumpukan sampah di kawasan Kali Baru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (21/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak bermain di dekat tumpukan sampah di kawasan Kali Baru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (21/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga miskin di Jakarta ternyata jumlahnya sangat banyak. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengatakan, saat ini, terdapat 3,9 juta warga miskin yang tinggal di Provinsi DKI Jakarta.

Angka tersebut berdasarkan dari data pensasaran percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem (P3KE), data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) dan data Carik, yang merupakan program aplikasi berbasis pendataan. "Total 3,9 juta warga miskin itu berasal dari data di P3KE, DTKS dan Carik," katanya di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat pada Rabu (15/2/2023).

Dia menjelaskan, data tersebut sampai saat ini masih dilakukan verifikasi. Selain itu, pelaporan secara tertulis kepada kementerian terkait juga terus dilakukan secara berkala. "Nah, siapa-siapa mereka? Kami akan lapor Pak Menteri sisanya nanti sedang diseleksi di lapangan. Kami turun dan lapor berkala. Itu tugas kami yang diberikan secara tertulis," kata Heru.

Menurut dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mendata ada 14 kawasan kumuh yang prioritas ditangani. Nantinya, pihaknya bakal mensinkronkannya data 14 kawasan kumuh yang masuk kawasan prioritas untuk dieksekusi bersama Kemenko PMK dan Kementerian PUPR.

"Ya nanti tinggal Pak Menko PMK memberikan, istilahnya approval segala macam dan Kementerian PUPR dengan saya kita turun antara lain memperbaiki kawasan kumuh," kata Heru.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono saat bertemu dengan Heru di Balai Kota DKI, Kamis (9/2/2023), keduanya membahas angka kemiskinan. Dalam pertemuan itu, mereka menyikronkan data masyarakat di Jakarta dengan angka angka kemiskinan ekstrem.

Dengan begitu, setelah dikeluarkan kebijakan maka angka kemiskinan di Jakarta bisa turun. Berdasarkan data BPS, tingkat kemiskinan ekstrem di Jakarta per Maret 2022 sebesar 0,89 persen. Angka tersebut naik 0,29 persen dibandingkan dengan tingkat kemiskinan ekstrem pada tahun sebelumnya di angka 0,6 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement