Sabtu 11 Feb 2023 22:06 WIB

Capres dan Caleg Harus Punya Strategi Memenangkan Pemilih Muda

Pemilih muda yang rentang usia 17 tahun sampai 40 tahun berjumlah 107 juta orang.

Rep: Febrian Fachri / Red: Lida Puspaningtyas
Generasi muda (ilustrasi)
Foto: Dok Cyber University
Generasi muda (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, menyarankan peserta kontestasi Pemilu 2024 baik itu calon presiden, calon wakil presiden hingga calon anggota legislatif supaya memiliki strategi baru untuk menggaet suara pemilih muda.

Najmuddin menyebut pemilih muda yang rentang usia 17 tahun sampai 40 tahun merupakan kategori pemilih terbanyak yang akan ikut mencoblos di Pemilu Serentak 2024 nanti. Jumlahnya lebih kurang 107 juta orang atau 55 persen dari total seluruh pemilih.

Baca Juga

Artinya menurut Najmuddin bila pasangan capres dan cawapres serta caleg yang memenangkan hati pemilih muda berpotensi memenangkan Pemilu.

"Capres dan Caleg mesti memiliki strategi komunikasi politik untuk meraih simpati pemilih muda. Karena pemilih muda sangat menentukan kemenangan Pemilu," kata Najmuddin, kepada Republika.co.id, Sabtu (11/2/2023).

 

Najmuddin menjelaskan perlu strategi politik yang jitu yang menggaet pemilih muda ini. Karena pemilih muda ini masih bersifat swing voters dan punya alasan kuat ketika sudah menentukan pilihan.

Ciri-ciri pemilih muda menurut Najmuddin adalah pendidikan relatif tinggi, ekonomi relatif stabil, peduli dengan informasi yang benar, dan punya jaringan sosial yang bagus.

Dan pemilih muda lanjut Najmuddin juga sangat memperhatikan perubahan nilai dan norma dari tradisional kepada nilai dan norma baru.

"Artinya peserta kontestasi Pemilu harus punya gagasan yang kuat bila ingin memenangkan pemilih muda," ujar Najmuddin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement