Jumat 10 Feb 2023 16:21 WIB

Soal Kasus Gangguan Ginjal, Ini Permintaan Wapres ke Kemenkes

"Kalau bukan obat sirop, cari lagi sumbernya sampai ketemu."

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Mansyur Faqih
Wakil Presiden Maruf Amin meminta Kemenkes melakukan investigasi usai kembali munculnya kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) terbaru di anak-anak.
Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Wakil Presiden Maruf Amin meminta Kemenkes melakukan investigasi usai kembali munculnya kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) terbaru di anak-anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan investigasi usai kembali munculnya kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) terbaru di anak-anak. Sama seperti sebelumnya, gagal ginjal akut di kasus terbaru ini juga diduga disebabkan oleh konsumsi obat sirop tertentu.

"Kita sudah minta Kemenkes dan Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) terus melakukan pengawasan dan penertiban. Selain obat, kalau bukan obat sirop, cari lagi sumbernya sampai ketemu," kata Ma'ruf dalam keterangan persnya usai meresmikan BLK Komunitas 2022 di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jumat (10/02/2023).

Ma'ruf mengatakan, penyelidikan kasus ini memerlukan waktu dan investigasi mendalam hingga akhirnya dapat menghasilkan sebuah kesimpulan yang akurat.

Untuk itu, dalam masa penyelidikan ini, dia juga meminta kepada Kemenkes untuk proaktif memberikan bantuan moril dan semangat kepada keluarga korban. Hal ini sebagai bentuk empati pemerintah atas apa yang terjadi.

“Kita minta Kemenkes untuk menyantuni orang-orang yang terkena itu, supaya mereka (Kemenkes) datang dan memberikan semangat kepada mereka, (untuk) menyantuni orang-orang yang terkena penyakit itu, korban-korban itu,” ujar dia.

Wapres kembali menekankan bahwa pemerintah menaruh perhatian serius terhadap kasus gagal ginjal akut anak. Pemerintaah juga berkomitmen untuk menyelidiki kasus ini agar tidak terjadi lagi pada kemudian hari.

"Terus dilakukan penelusuran ya, apa hal yang menyebabkan ini. Itu saya kira pemerintah akan terus seperti itu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement