REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, tak menampik bahwa pertemuan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan Partai Golkar dalam rangka membangun kesepahaman bersama. Bahkan, ia menyambut baik jika partai berlambang pohon beringin itu bergabung dengan Koalisi Perubahan.
"Untuk membangun kesepahaman bersama. Ya siapa tahu nanti dengan pertemuan itu, ya Golkar mungkin ikut ambil bagian dalam agenda besar bangsa ini," ujar Benny di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (7/2).
Partai Demokrat juga berencana untuk bertemu dengan Partai Golkar, yang merupakan bentuk politik yang komunikatif. Sebab, Koalisi Perubahan bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bukan bentuk kerja sama yang tak saling mendominasi.
"Komunikasi, dialog, pertemuan, perjumpaan, bukan dominasi, bukan instruksi, bukan terpaksa. Cara politik demokrasi itu hanya bisa berkembang apabila ada ruang komunikasi, tidak ada paksaan kehendak, bukan dominasi, tidak ada dominasi saya kira," ujar Benny.
Kendati membuka ruang komunikasi dengan pihak lain, Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS ditegaskan solid menghadapi pemilihan umum (Pemilu) 2024. Apalagi ketiganya sudah bersepakat mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).
"Berkaitan dengan agenda PKS ke Golkar hari ini, kami memandangnya sebagai bagian dari agenda untuk membangun kesepahaman tentang agenda-agenda bangsa ke depan. Seperti Nasdem ke Golkar, sama juga dengan PKS ke Golkar," ujar anggota Komisi III DPR itu.
Sebelumnya, juru bicara PKS, Muhammad Kholid, menanggapi pertemuan antara Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Menurutnya, pertemuan tersebut tak mengindikasikan Partai Nasdem yang bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Kalau bicara peluang dan situasi yang berkembang saat ini, peluang Golkar bergabung ke Koalisi Perubahan lebih besar, dibandingkan Nasdem bergabung ke KIB," ujar Kholid lewat pesan singkat, Kamis (2/2/2023).
Kedatangan Surya Paloh ke kantor DPP Partai Golkar dipandangnya sebagai bentuk komunikasi antara partai politik koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Adapun rencana Koalisi Perubahan antara Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS, dia menegaskan, terus mengalami kemajuan yang tinggal menunggu deklarasinya saja.
"Anies sudah clear diusung oleh tiga partai, Nasdem, PKS dan Demokrat. Jadi, secara fondasi, Koalisi Perubahan lebih maju dan solid," ujar Kholid.