Senin 30 Jan 2023 08:44 WIB

Tiga Pejabat Berebut Kursi Sekda DKI Jakarta, Satu dari Bali

Seleksi terbuka sekda DKI dilakukan usai Marullah dicopot oleh Heru Budi Hartono.

Rep: Ali Mansur/ Red: Mansyur Faqih
Perebutan kursi sekretaris daerah atau sekda DKI Jakarta peninggalan Marullah Matali menyisakan tiga nama pejabat pegawai negeri sipil (PNS).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Perebutan kursi sekretaris daerah atau sekda DKI Jakarta peninggalan Marullah Matali menyisakan tiga nama pejabat pegawai negeri sipil (PNS).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perebutan kursi sekretaris daerah atau sekda DKI Jakarta peninggalan Marullah Matali menyisakan tiga nama pejabat pegawai negeri sipil (PNS). Seleksi terbuka sekda DKI Jakarta dilakukan usai Marullah Matali dicopot oleh Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengeluarkan hasil seleksi terbuka jabatan pimpinan tinggi madya sekretaris daerah Provinsi DKI Jakarta. Diumumkan bahwa penetapan hasil akhir seleksi terbuka tertuang dalam Pengumuman Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2023 tentang Hasil Akhir Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta.

Berdasarkan Pengumuman Nomor 4 Tahun 2023 tentang Hasil Akhir Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Sekda Provinsi DKI Jakarta yang telah diikuti enam pejabat, ada satu pejabat dari PNS Bali. Sementara dua di antaranya PNS DKI Jakarta. 

Berikut ini merupakan nama tiga orang yang lolos seleksi akhir lelang jabatan sekda DKI.

 

1. Dhany Sukma (wali kota Jakarta Pusat) 

2. Joko Agus Setyono (kepala Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Bali) 

3. Michael Rolandi Cesnanta Brata (kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah DKI Jakarta).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement