Ahad 29 Jan 2023 08:16 WIB

Pengamat Prediksi Cawapres Anies Antara AHY dan Khofifah

Anies unggul di Jakarta, Jabar, dan Banten, tapi lemah di Jateng.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menerima kunjungan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Rasyid Baswedan.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menerima kunjungan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Rasyid Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat sudah menyatakan sepakat dengan Partai Nasdem untuk mengusung Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden pada Pilpres 2024. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah pula menyampaikan sinyal mengusung Anies.

Pengamat komunikasi politik, M Jamiluddin Ritonga menilai, Koalisi Perubahan tidak lama lagi akan mendeklarasikan Anies sebagai bacapres. Soal bacawapresnya kemungkinan dideklarasikan setelah koalisi lain mengumumkan capres yang diusung.

Pada saat itu, ia menekankan, sudah terang benderang pasangan capres kompetitor. Hal itu yang nantinya akan memudahkan Koalisi Perubahan menentukan cawapres yang berpeluang mendulang suara untuk memenangkan suara, khususnya di Pulau Jawa.

Baca: Bukan Anies-AHY, Tapi Anies-Khofifah Lebih Realistis dan Berpeluang

Pilihan di Pulau Jawa karena memiliki 60 persen suara. Artinya, siapa yang menguasai suara di Pulau Jawa, maka akan memenangkan Pilpres 2024. Dia menilai, Koalisi Perubahan tampaknya masih menghitung kekuatan Anies di Pulau Jawa.

"Hasilnya akan dijadikan dasar untuk memilih cawapres yang dapat menambah suara di mana Anies lemah," kata Jamiluddin di Jakarta, Ahad (29/1/2023).

Saat ini, Anies Baswedan unggul di Jakarta, Jawa Barat (Jabar), dan Banten. Ganjar Pranowo menguasai Jateng dan DI Yogyakarta. Sedangkan Prabowo Subianto unggul di Jawa Timur (Jatim). Dari basis suara itu, Anies terlihat lemah di Jateng, DI Yogyakarta, dan Jatim.

Namun, untuk Jateng dan DI Yogyakarta tampaknya akan tetap dikuasai Ganjar. Artinya, hanya tinggal Jatim menjadi ajang pertempuran untuk dikuasai Anies. Sehingga, menurut Jamiluddin, Anies perlu cawapres yang dapat mendongkrak suaranya di Jawa Timur.

Baca: Khofifah, Cawapres Kuda Hitam?

Ada dua sosok yang layak dipilih menjadi pendamping Anies, yaitu Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Di atas kertas, dua sosok tersebut sama kuat di Jatim. AHY selain kuat di basis nasionalis, diterima di warga Nahdliyin.

AHY diterima pula kalangan milenial di Jawa Timur. Selain itu, AHY mendapatkan sokongan dari pendukung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang sampai saat ini jumlahnya masih banyak. Umumnya, mereka masih berpengaruh di Jatim.

"AHY juga akan mendapat sokongan dari pendukung Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak. Pendukung Emil dari kalangan nasionalis dan Nahdliyin di Jawa Timur juga sangat besar. Begitu juga dukungan dari milenial," ujar Jamiluddin.

Maka itu, AHY dapat menambah suara secara signifikan di Jatim bila dijadikan cawapres mendampingi Anies. Jatim akan dapat dikuasai menggunakan jaringan dan mesin politik yang dimilikinya. Sedangkan, Khofifah kuat di kalangan Nahdliyin.

"Jadi, Koalisi Perubahan tinggal memilih AHY atau Khofifah menjadi pendamping Anies," kata dosen Universitas Esa Unggul tersebut.

Baca: KPK Buka Peluang Panggil Khofifah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement