REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Panitia Pengarah Peringatan Harlah 100 Tahun Nahdlatul Ulama (NU) Erick Thohir meyakini acara puncak Peringatan Harlah Seabad NU nanti akan memberikan pembaharuan yang signifikan terhadap nafas dan pondasi perjuangan NU. Acara Peringatan Harlah 100 Tahun NU itu akan dilaksanakan di Sidoarjo, Jawa Timur, pada 7 Februari 2023 nanti. Namun, aura kegempitaannya sudah mulai terasa saat ini.
Erick Thohir menjawab pertanyaan media dalam Konferensi Pers Artis Pendukung Resepsi Puncak Satu Abad NU di Jakarta, Jumat (27/1/2023) menegaskan bahwa napas dan fondasi NU itu adalah nafas dan pondasi perjuangan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila. Napas dan fondasi itu sudah ada sejak lama, dan usianya sudah mencapai 100 tahun.
Usianya yang panjang tersebut, menurut Erick, membutuhkan asupan energi baru agar napas dan fondasi perjuangan NU tetap kuat dan abadi pada saat memasuki abad keduanya. Energi tersebut perlu diselaraskan dengan peradaban yang ada.
“Karena sudah satu abad, energinya harus diperbaharui. Inilah makanya harus didorong lagi karena pondasi dan nafasnya sudah ada, perlu didorong sesuai dengan peradaban. Upaya itu sudah dilakukan melalui rangkaian acara Peringatan Harlah 100 Tahun NU, mulai dari Women NU, Technology NU, Porseni, hingga nanti dengan Festival Seni dan Budaya pada saat acara puncak Peringatan Harlah 100 Tahun di Sidoarjo,” ujar Erick.
Pada acara puncaknya nanti sederet musisi ternama nasional akan meramaikan acara Peringatan Harlah 100 Tahun NU. Mereka adalah Slank, Tohpati, Addie MS, Danny Malik, Qori Zulfikar Basyaiban, Haji Rhoma Irama, hingga musisi muslim internasional Maher Zain.
“Dengan semua rangkaian acara itu, NU perlu merapatkan barisan, jangan sampai dengan adanya perubahan zaman, NU tidak siap,” ujar Erick.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menghimbau kepada warga Nahdliyin dan masyarakat yang berniat menghadiri acara puncak NU di Sidoarjo sebaiknya berangkat dengan niat mencari keberkahan dari NU. Dengan niatan seperti itu, maka setiap langkahnya akan bernilai ibadah.
“Kita bukan hanya ingin bersenang-senang, atau hura-hura, tetapi mengambil barokah kepada NU. Jadikan momentum Harlah ini menjadi momentum yang patut dikenang untuk waktu yang lama. Mudah-mudahan akan menjadi cerita kepada generasi berikutnya, hingga akhir abad kedua nanti,” kata KH Yahya.