Rabu 25 Jan 2023 13:21 WIB

Jokowi: Bayi Jangan Diberi Kopi

Jokowi menekankan pentingnya penyuluhan mengenai gizi anak demi kesehatan

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut memberikan perhatiannya terhadap sebuah video yang viral yang menunjukan seorang ibu tengah memberikan kopi susu kepada bayinya. (ilustrasi).
Foto: tangkapan layar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut memberikan perhatiannya terhadap sebuah video yang viral yang menunjukan seorang ibu tengah memberikan kopi susu kepada bayinya. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut memberikan perhatiannya terhadap sebuah video yang viral yang menunjukan seorang ibu tengah memberikan kopi susu kepada bayinya. Dalam video di TikTok tersebut, akun @kayess9 menyeduh minuman kopi susu instan dan disuapkan kepada bayinya yang berumur tujuh bulan.

Jokowi pun meminta agar ibu hamil maupun bayi harus mendapatkan asupan gizi yang diperlukan. “Jangan sampai bayi atau ibu hamil harus diberi protein, diberikan ikan, diberi telor saya lihat kemarin yang ramai bayi baru 7 bulan diberi kopi susu saset. Kopi susu sachet oleh ibunya. Karena yang ada di bayangan di sini adalah susu. Gitu loh. Anaknya mau diberi susu. Hati-hati mengenai ini,” kata Jokowi saat membuka Rakernas Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana dan Penurunan Stunting, Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Baca Juga

Jokowi pun menekankan pentingnya penyuluhan mengenai gizi anak demi kesehatan dan pertumbuhan. Karena itu, ia meminta kementerian dan lembaga terkait agar gencar memberikan penyuluhan kepada masyarakat.

"Makanya sekali lagi yang namanya penyuluhan penyuluhan penyuluhan penting. Karena kata ibunya bermanfaat kopi susu saset ini karena ada susunya. Hati-hati. Bahwa anak ginjal, jantung itu belum kuat. Sehingga yang saya baca polisi menemui orang tua bayi," jelasnya.

Jokowi pun menyayangkan justru pihak kepolisian yang menemui orang tua bayi terlebih dahulu dibandingkan para kader posyandu maupun BKKBN. "Seharusnya yang bener mestinya kader posyandu, kader dari BKKBN yang datang ke sana, bukan. Karena kecepatan Kapolri mungkin. Karena reaksi Kapolri cepet maka datang lebih cepet dari kader," jelasnya.

Ia menekankan, kualitas SDM menjadi kunci bagi negara untuk berkompetisi dengan negara lainnya. Sinergitas antara kementerian lembaga, pemerintah daerah, tenaga kesehatan, TNI dan Polri, serta swasta pun menjadi penting.

"Di Kampar bagus karena yang stunting dititipkan ke perusahaan, karena ada bapak asuhnya. Akhirnya bisa turun drastis. Saya kira daerah lain bisa melakukan itu," ujarnya.

Seperti diketahui, sebuah video tentang bayi yang diberi kopi oleh sang ibu menjadi viral di TikTok. Dalam video itu, pengguna TikTok Adinda Yana yang memiliki akun @kayess9 menyeduh minuman kopi instan dan menyuapkannya kepada bayinya yang berumur tujuh bulan menggunakan sendok.

Alasan Adinda memberikan kopi instan itu karena menganggapnya mengandung susu. Perempuan yang berdomisili di Makassar itu memberikan kopi susu instan sebagai ganti dari susu kental manis yang sebelumnya juga dia berikan kepada putranya.

"Bayi minum kopi Good Day kan ada susunya, daripada dikasih susu (kental manis) Frisian Flag katanya ndak ada susunya. Kemarin-kemarin bayi BAB 10 kali sehari, sejak minum susu kopi sekarang dia BAB sembilan kali sehari," tulis Adinda di videonya.

Pada deretan video sebelumnya, Adinda menyampaikan bahwa putranya yang bernama Azkayas itu lahir tanpa kasih sayang seorang ayah. Dia pun 'curhat' lewat sejumlah video tentang kesulitan finansial untuk memberikan asupan yang tepat untuk Azkayas.

Sejak usia setengah bulan, Azkayas minum air susu ibu (ASI) dibantu susu formula merek tertentu karena ASI Adinda tidak lancar. Menginjak usia Azkayas empat bulan, Adinda mengaku beralih memberinya susu kental manis lantaran kesulitan menemukan sufor dalam kemasan kecil yang terjangkau olehnya.

Alih-alih simpati terhadap kesulitan Adinda, mayoritas warganet justru melontarkan kritik pedas. Pasalnya, di beberapa video lain Adinda memberikan bayinya makanan nasi ayam pedas hingga nasi goreng, yang tidak diolah menjadi MP-ASI sesuai usia bayi. Tidak sedikit yang menandai akun Kak Seto, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), hingga para dokter yang eksis di TikTok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement