Senin 23 Jan 2023 13:20 WIB

Polisi Bakal Telusuri Aset Pelaku Pembunuhan Berantai untuk Dalami Motif

Penelusuran aset tidak hanya pada nominal, tetapi juga bentuk benda.

Rep: Ali Mansur/ Red: Agus raharjo
Sejumlah petugas Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri  mengambil sampel dari rumah tempat kejadian lima orang yang diduga keracunan di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (16/1/2023). Menurut polisi pengambilan sampel dari rumah tersebut dilakukan setelah jumlah korban meninggal akibat keracunan bertambah menjadi tiga dan dua korban lainnya masih dalam perawatan di rumah sakit  ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/tom.
Foto: ANTARA FOTO
Sejumlah petugas Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri mengambil sampel dari rumah tempat kejadian lima orang yang diduga keracunan di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (16/1/2023). Menurut polisi pengambilan sampel dari rumah tersebut dilakukan setelah jumlah korban meninggal akibat keracunan bertambah menjadi tiga dan dua korban lainnya masih dalam perawatan di rumah sakit ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/tom.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya akan melakukan pelacakan aset atau tracing asset milik para pelaku pembunuhan berantai yaitu Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan Dede Solehudin. Hal itu dilakukan untuk mendalami motif para tersangka melakukan penipuan menggandakan harta atau pesugihan.

“Apabila memang motifnya ekonomi, karena harta orang lain ingin dikuasai, kemudian orang lain dibunuh, ini juga akan dilakukan tracing asset,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, kepada awak media, Senin (23/1/2023).

Baca Juga

Nantinya, lanjut Trunoyudo, tidak hanya bentuk nominal tapi juga dalam bentuk benda. Nantinya hasil dari tracing tersebut akan dicocokkan dengan datanya. Kemudian hasil dari penelusuran tersebut akan disampaikan setelah memperoleh titik kesimpulan.

"Masih kami dalami lagi keterangannya, terus sama memang kalau iya dari pelaku, pertanyaannya apa lagi motifnya?" ungkap Trunoyudo.

Sebelumnya, tindak kejahatan yang dilakukan oleh tersangka yang adalah penipuan dengan modus dapat memberikan kekayaan atau pesugihan. Karena pelaku dianggap oleh para korbannya memiliki kemampuan spiritual. Tidak hanya sekadar melakukan penipuan, dalam aksinya tersangka juga membunuh para korbannya.

"Keluarga dekatnya ini (korban keracunan) dianggap berbahaya karena mengetahui bahwa dia melakukan tindak pidana lain dalam bentuk pembunuhan dan penipuan kepada korban lain," tutur Kapolda Metro Jaya Fadil Imran.

Sementara untuk total korban dari para tersangka, kata Fadil, sejauh ini ada sembilan orang, termasuk yang diracun di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. Tidak hanya orang dewasa, bahkan ada anak berusia dua tahun yang menjadi korban pembunuhan.

"Ditemukan kerangka anak kecil, diduga atas nama Bayu usia dua tahun di samping rumah pelaku Dulah," kata Fadil.

Jasad maupun kerangka korban masing-masing ditemukan di lokasi yang berbeda. Di tempat kejadian perkara (TKP) Bekasi, ditemukan tiga orang meninggal dan satu orang selamat. Di TKP Cianjur ditemukan empat kerangka manusia dan satu kerangka dalam pencarian.

"Di TKP Garut satu orang dikuburkan, setelah sebelumnya dibuang di laut," jelas Fadil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement