REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data Konsil Kedokteran Indonesia per 2 Agustus 2022 mencatat Indonesia memiliki sekitar 38 ribu dokter gigi yang terdiri dari 34.222 dokter gigi umum dan 4.601 dokter gigi spesialis. Sejalan dengan pertumbuhan jumlah dokter gigi yang pesat, maka perlu untuk meningkatkan kualitas keilmuan, pengetahuan, dan keterampilan dari para dokter gigi dalam memberikan layanan kesehatan gigi dan mulut secara profesional.
“Kolaborasi dan sinergitas sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses tranformasi kesehatan nasional yang menjadi perhatian besar pemerintah," kata Ketua Kolegium Dokter Gigi Indonesia sekaligus Ketua Penyelenggara Indonesia Dental Exhibition Exhibition & Conference (IDEC) 2023, drg. Diono Susilo, dalam keterangan tertulisnya yang diterima pada Sabtu (21/1/2023).
Diono mengakui, pandemi Covid-19 memberikan pelajaran bagi Indonesia untuk lebih sigap dan antisipatif dalam menghadapi kehidupan endemi maupun mengantisipasi pandemi lainnya di masa mendatang. Setidaknya, menurutnya, Indonesia harus sudah lebih siap dari sisi obat-obatan, alat kesehatan, tenaga kesehatan termasuk surveilan terhadap penyakit menular.
Diono pun berharap kolaborasi dan sinergitas dapat menjembatani dan menghubungkan seluruh stakeholder yang mampu memperkuat ekosistem kesehatan gigi, seperti dalam kegiatan IDEC. Setelah vakum karena pandemi, PB Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) bekerja sama dengan Koelnmesse dan Traya Eksibisi Internasional siap menggelar pameran dagang dan konferensi internasional kedokteran gigi terbesar di Indonesia, IDEC untuk ketiga kalinya. Even internasional itu akan digelar pada 15-17 September 2023 di Jakarta Convention Centre (JCC).
Menempati area seluas 6.000 meter persegi dengan komposisi 60 persen lokal dan 40 persen perusahaan internasional, IDEC 2023 akan menghadirkan sekitar 250 exhibitor dari industri dental practice, dental laboratory, infection control and maintenance, dental service, information, communication and organization, serta 20 international group pavilion di antaranya dari Jerman, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Mengusung tema The Transformation of Dental Health Resiliency, pameran berkonsep Bussiness to Bussiness (B to B) dua tahunan ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem industri kedokteran gigi guna mempercepat proses transformasi kesehatan nasional yang ditargetkan rampung pada 2024.
Dalam rapat kerja peluncuran IDEC 2023, di JCC, Rabu (18/1/2023), Direktur Traya Eksibisi Internasional, Andy Wismaryah mengatakan, IDEC merupakan ajang yang tepat untuk memamerkan inovasi teknologi terbaru dan layanan di industri kesehatan gigi.
Dikemas terintegrasi dengan seminar dan hands-on yang menarik, sambung Andy, IDEC menjadi agenda penting bagi industri kedokteran gigi, profesional dokter gigi, tenaga medis, dental supplier, pelaku manufaktur alat kesehatan, bahkan masyarakat pada umumnya untuk saling berbagi informasi dan berjejaring meningkatkan pengetahuan dan kompetensi demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Andy menargetkan sedikitnya 5.000 pengunjung hadir pada IDEC 2023. Pameran bisnis ini tidak mengenakan tarif tiket masuk bagi pengunjung yang melakukan pendaftaran online. Tiket sebesar Rp 50.000,- hanya dikenakan pada pengunjung yang registrasi pada saat event berlangsung (on site).
Dengan menghadirkan lebih banyak komunitas bisnis internasional dan lokal dengan inovasi teknologi yang solutif, Mathhias Kuepper, Managing Director Koelnmesse optimistis, penyelenggaraan IDEC tahun ini dapat lebih sukses dari penyelenggaraan dua event sebelumnya di tahun 2017 dan 2019. "Baik pengunjung lokal maupun internasional akan memiliki kesempatan untuk mencari dan menemukan produk, layanan, dan solusi gigi dari seluruh dunia," tandasnya.