Sabtu 21 Jan 2023 15:50 WIB

Praktisi Komunikasi Dituntut Cekatan Ikuti Zaman

Komunikasi yang kurang maksimal akan mempengaruhi kepercayaan publik.

Ilustrasi komunikasi.
Foto: muhammad subarkah
Ilustrasi komunikasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Nexus Risk Mitigation and Strategic Communication, Firsan Nova menekankan setiap praktisi komunikasi dituntut untuk menjaga integritas dirinya dalam mengikuti perkembangan zaman yang makin maju.

"Di tengah kemajuan zaman dan teknologi yang dibarengi dengan maraknya pengaruh budaya luar dari media sosial, menjadi tantangan tersendiri bagi para praktisi komunikasi untuk tetap cekatan beradaptasi sekaligus terus mempertahankan integritasnya," kata Firsan dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (21/1/2023).

Firsan menuturkan, pada masa kini akar mula dari trust (kepercayaan) yang hilang, akan memunculkan sebuah ancaman bagi sebuah perusahaan.

Oleh karenanya, penjagaan integritas menjadi hal penting, karena menjadi fondasi awal dalam membangun kepercayaan publik. Terlebih, jika krisis integritas terjadi, akan membutuhkan waktu lama untuk memulihkan kepercayaan tersebut.

Dalam menjaganya, katanya, hal yang diperlukan oleh seorang praktisi komunikasi adalah intended strategy, yakni strategi yang diniatkan, tapi belum dilakukan, dan emergency strategy berupa penyusunan strategi dari yang paling ideal sampai yang paling sakit.

Menurut dia, emergency strategy perlu dilakukan agar tidak terpaku dengan satu hal dan bisa dinamis dengan keadaan yang akan terjadi.

Ia menyebut jika ingin mengembalikan kepercayaan, hilangkan capability mismatch. Sebab, semakin panjang durasi antara rencana dan eksekusi, akan ada time lake yang tumbuh di antaranya.

Ia menambahkan intended strategy sering kali tidak sukses, karena rencana dan eksekusi yang tidak cepat. Oleh karena itu, praktisi komunikasi harus memiliki sense of Public Relations (PR), yang memiliki kepekaan dalam melihat potensi kemunculan krisis. Ketika perusahaan tidak memiliki cukup cash flow, tugas PR adalah menciptakan citra dan narasi yang baik.

"Apalagi, jika yang dilanggar adalah integritas. Semakin perusahaan lama dalam penanganannya, semakin cepat pula jatuhnya. Benarkah legalitasnya, perbanyak relasinya, jadi ketika top manajemen belum memiliki sense of of PR, harus didukung sepenuhnya," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement