Selasa 17 Jan 2023 08:40 WIB

PT GNI Investigasi Insiden Pekerja Lokal Versus China di Morowali Utara

Insiden besar diwarnai aksi bakar-bakaran, dan membuat aktivitas perusahaan berhenti.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Erik Purnama Putra
Foto tangkapan layar rusuh di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI), Kabupaten Morowali Utara.
Foto: Dok. Republika
Foto tangkapan layar rusuh di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI), Kabupaten Morowali Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) akan melakukan investigasi secara menyeluruh terkait insiden unjuk rasa berujung kerusuhan yang terjadi di kawasan industri GNI di Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah pada Sabtu (14/1/2023) malam WITA.

Kerusuhan tersebut mengakibatkan dua korban jiwa, terdiri atas satu pekerja lokal dan satu pekerja China. Insiden besar itu diwarnai aksi bakar-bakaran, dan membuat aktivitas perusahaan berhenti total.

"Kami sangat menyayangkan insiden tersebut. Pihak perusahaan akan berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk melakukan investigasi atas terjadinya peristiwa tersebut. Hal ini bukan saja merugikan perusahaan dan karyawan karena operasional pabrik harus terhenti, tapi juga merugikan masyarakat sekitar kawasan Industri," ujar Head of Human Resources and General Affairs PT GNI, Muknis Basri Assegaf di Jakarta, Senin (16/1/2023).

Baca juga : Kerusuhan di Morowali Utara, Polisi Amankan 71 Orang, 17 Ditetapkan sebagai Tersangka

Muknis mengungkapkan, pada Ahad (15/1/2023), telah diadakan pertemuan yang dihadiri Direktur Intelkam Polda Sulteng Kombes Anggara Nasution dan Sekda Morut Musda Guntur yang didampingi Kapolres Morut dan Dandim Morowali dan Morowali Utara. Dalam pertemuan tersebut, semua pihak menyayangkan kejadian yang menimbulkan kerusakan dan merugikan banyak pihak.

Adapun kerugian dirasakan perusahaan, karyawan, hingga warga sekitar pabrik yang terdampak aktivitas hariannya. Terkait isu yang beredar terjadi penganiayaan oleh oknum tenaga kerja asing (TKA) terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) dan kekerasan terhadap pekerja perempuan, Muknis menekankan, isu tersebut tidak benar.

Penyerangan terhadap karyawan terjadi saat jam operasional pabrik berlangsung sehingga aktivitas terhenti dan menimbulkan kerusakan parah dan penjarahan di 100 mess karyawan tenaga kerja lokal, perempuan dan tenaga kerja asing. Selain itu, sekitar enam alat berat dan kendaraan operasional milik perusahaan terbakar.

"Mereka juga menyerang TKA agar berhenti bekerja. Dan setelah muncul kericuhan, mereka kemudian membakar dan menjarah mess perempuan tenaga kerja lokal, hingga menjarah mess TNI kemudian membakarnya," ucap Muknis.

Baca juga : Jaksa Ungkap Ada Perselingkuhan antara Brigadir J dengan Putri Candrawathi

Menurut Muknis, dalam rangkaian aksi tersebut Polres Morowali Utara berhasil mengamankan 70 orang terduga pelaku. Atas kejadian tersebut, terdapat sekitar sembilan orang luka-luka serta dua orang tewas.

Selain itu, beberapa pihak lain seperti Bupati Morut Delis Julkasson Hehi dan Kapolda Sulteng Irjen Rudy Sufahriadi, kata Muknis, semua sepakat menyayangkan kerusuhan tersebut. Pihaknya pun meminta aparat berwajib untuk mengusut tuntas semua pelaku yang terlibat.

Seluruh pihak juga sepakat agar ke depan hal seperti ini tidak boleh sampai terjadi lagi. "Perusahaan juga mengalami kerugian materiel yang cukup banyak, terutama sejumlah alat berat kami serta mess tenaga kerja yang dibakar massa. Kami akan berkomitmen untuk mengusut tuntas serta melakukan investigasi untuk menemukan titik terang atas kasus ini," kata Muknis.

Baca juga : Nyeri Kaki Bisa Disebabkan Oleh Penumpukan Kolesterol, Tandanya Ada Tiga

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement