Sabtu 07 Jan 2023 12:40 WIB

BPBD Belum Ambil Tindakan Khusus Terkait Erupsi Gunung Marapi

Gunung Marapi di Sumbar sudah tiga kali erupsi sejak pagi.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Indira Rezkisari
Erupsi Gunung Marapi, Sumatra Barat, Sabtu (7/1/2023)
Foto: Dokumentasi KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos P
Erupsi Gunung Marapi, Sumatra Barat, Sabtu (7/1/2023)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Barat, Rumainur, mengatakan belum akan mengambil tindakan khusus terkait peristiwa erupsi Gunung Marapi, Sabtu (7/1/2023). Rumainur menyebut BPBD masih melakukan koordinasi dengan PVMBG, memantau dan mengimbau seluruh warga untuk tetap waspada.

“Belum ada tindakan khusus. Saat ini, petugas dari BPBD Kabupaten Tanah datar," kata Rumainur.

Baca Juga

Rumainur menyebut belum adanya tindakan khusus lantaran saat ini status gunung marapi masih berada di level II atau waspada. Jika kemudian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status, maka secara otomatis juga akan ada langkah lebih lanjut untuk mengantisipasi dampak yang lebih besar.

"Kita masih menunggu rekomendasi dari PVMBG. Statusnya masih level II. Belum ada perubahan status," ujar Rumainur.

PVMBG Pos pengamatan Gunung Marapi Sumatra Barat merekam adanya peningkatan aktivitas gunungapi Marapi yang berada di wilayah administrasi Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sabtu (7/1/2023).

Erupsi Gunung Marapi hari ini pertama terjadi pada pukul 06.11 WIB dengan tinggi kolom abu 300 meter di atas puncak.

Lalu erupsi kedua terjadi pada pukul 09.44 WIB dengan tinggi kolom abu 200 meter di atas puncak. Pagi menjelang siang tepatnya pukul 10.34 WIB terjadi lagi erupsi dengan tinggi kolom abu 250 meter di atas puncak.

“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah tenggara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 11 mm dan durasi lebih kurang 40 detik,” kata Petugas Pemantau Gunung Marapi, Ahmad Rifai

Rifai menyebut saat ini Gunung Marapi berada pada status level ll atau waspada. “Masyarakat disekitar Gunungapi Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunungapi Marapi pada radius 3 km dari kawah/puncak,” ujar Rifai.

Sementara itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Ardi Andono, mengatakan saat ini ada sebanyak 40 orang pendaki berada di puncak Gunung Marapi saat terjadi erupsi pagi ini, Sabtu (7/1/2023). Para pendaki ini menurut Ardi naik pada Kamis (5/1/2023 dan Jumat (6/1/2023).

“Ada 40 pendaki yang kini berada di Gunung Marapi. 20 orang naik pada hari Kamis dan 20 orang pada hari Jumat,” kata Ardi.

Ardi menyebut kondisi pasti para pendaki belum diketahui karena masih menunggu laporan dari petugas di lapangan. Namun ia berharap, para pendaki benar-benar sedang tidak mendekati kawah, karena sumber letusan ada disana.

“Letusan ini hanya di puncak kawah. Para pendaki rata-rata kemping di tebing batu bawah. Dan kita juga sudah imbau jangan ke kawah,” ucap Ardi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement